Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sinergi TPID Tanjungpinang, Inflasi Stabil dan Pasokan Bahan Pokok Mencukupi
Oleh : Devi Handiani
Jumat | 17-01-2025 | 18:44 WIB
Rakor-TPID1.jpg Honda-Batam
Rapat Koordinasi Rutin Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) periode Januari 2025 Pemko Tanjungpinang. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Kota Tanjungpinang menggelar Rapat Koordinasi Rutin Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) periode Januari 2025 untuk mengevaluasi perkembangan inflasi Desember 2024 dan mempersiapkan langkah strategis menghadapi bulan Januari 2025, Jum'at (17/1/2025).

Rapat berlangsung di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah, Lt. III, Kantor Wali Kota Tanjungpinang, dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat didampingi Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Elfiani Sandri dan dihadiri oleh perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungpinang, BMKG RHF Tanjungpinang, Badan Karantina Indonesia, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan lintas sektor lainnya.

Dalam sambutannya, Zulhidayat menegaskan pentingnya sinergi dalam menjaga stabilitas harga di Kota Tanjungpinang.

"Pengendalian inflasi adalah prioritas kita untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga. TPID harus terus bekerja sama, menyelaraskan kebijakan, dan mengantisipasi potensi gangguan distribusi maupun kenaikan harga komoditas penting. Tanjungpinang telah menunjukkan koordinasi yang baik, tetapi kita tidak boleh lengah," ujar Zulhidayat.

Statistisi Ahli Madya BPS Kota Tanjungpinang, Purwo, memaparkan secara rinci perkembangan inflasi Kota Tanjungpinang pada Desember 2024. Ia menjelaskan bahwa inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) tercatat sebesar 0,70%, lebih tinggi dibandingkan Desember tahun sebelumnya.

"Peningkatan inflasi ini dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang memiliki kontribusi signifikan, di antaranya santan segar dengan andil inflasi sebesar 0,0962%, kangkung 0,0972%, cabai merah 0,0614%, dan telur ayam ras 0,0570%. Kenaikan harga pada komoditas ini disebabkan oleh peningkatan permintaan yang tinggi menjelang akhir tahun, ditambah dengan kendala distribusi di beberapa daerah pemasok," jelas Purwo.

Purwo mengungkapkan bahwa inflasi tahun kalender (year-to-date/y-to-d) untuk tahun 2024 mencapai 1,53%, dengan komoditas penyumbang terbesar meliputi Beras dengan andil sebesar 0,2077%, Emas perhiasan sebesar 0,3668%, Sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 0,1923%.

"Inflasi sepanjang tahun ini masih berada dalam kategori terkendali, meskipun kita melihat adanya tekanan dari beberapa komoditas utama seperti beras dan emas perhiasan yang mengalami kenaikan harga signifikan. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap komoditas-komoditas strategis untuk mencegah lonjakan inflasi di tahun mendatang," tambah Purwo.

Purwo juga menambahkan, Tanjungpinang berada di posisi ke-14 inflasi tertinggi di Sumatera (m-to-m) dan posisi ke-30 secara nasional dari 144 kota IHK. "Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan harga, inflasi tetap terkendali," tegasnya.

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Maria Angeliva yang hadir secara online menjelaskan bahwa kenaikan harga komoditas pangan pada akhir tahun 2024 disebabkan oleh peningkatan permintaan. "Permintaan akhir tahun cukup tinggi, sementara beberapa komoditas mengalami kelangkaan pasokan. Meski begitu, inflasi kita tetap berada dalam sasaran nasional, yakni 2,5%-3%," ungkap Maria.

Maria juga menyoroti pentingnya sinergi antarinstansi untuk menjaga stabilitas harga. "Koordinasi dan kerja keras TPID sangat penting untuk memastikan inflasi tetap terkendali. Selain itu, website TPID telah diperbarui untuk menyediakan laporan yang lebih lengkap dan mudah diakses oleh masyarakat," tutup maria.

Elfiani Sandri mengapresiasi laporan yang dipaparkan oleh BPS Kota Tanjungpinang, khususnya terkait data inflasi Desember 2024 dan perkembangan harga pada awal tahun 2025.

"Data yang disampaikan BPS sangat komprehensif dan membantu kita memahami dinamika inflasi, baik faktor pendorong maupun penahan kenaikan harga. Dengan inflasi bulan ke bulan sebesar 0,70% dan inflasi tahun kalender sebesar 1,53%, kita berada dalam kondisi yang masih terkendali. Namun, kami juga harus waspada terhadap komoditas-komoditas pangan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi, seperti santan segar, kangkung, dan cabai merah. Untuk itu, TPID akan terus meningkatkan koordinasi, khususnya dalam hal menjaga kelancaran distribusi dan pasokan," ujar Elfiani.

Elfiani juga menambahkan bahwa TPID akan meningkatkan pengawasan di lapangan untuk mengantisipasi kelangkaan barang atau permainan harga oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Kepastian pasokan harus diiringi dengan pengawasan yang ketat di pasar. Kami akan bekerja sama dengan satgas pangan dan instansi terkait untuk menindak tegas jika ditemukan pelanggaran yang memengaruhi kestabilan harga," jelasnya.

Perwakilan Badan Karantina Indonesia mengingatkan peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), termasuk ancaman Demam Babi Afrika (ASF), dan Prediksi Cuaca dari BMKG RHF Tanjungpinang yang melaporkan bahwa kondisi cuaca Kota Tanjungpinang pada Februari 2025 diprediksi mengalami curah hujan (CH) sedang hingga tinggi. BMKG menghimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi banjir dan angin kencang, dan akan terus memberikan pembaruan informasi cuaca secara berkala.

Editor: Yudha