Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gemerlap Malam Tahun Baru di Batam, Kenangan Lama dan Wajah Baru Kota Madani
Oleh : Aldy Daeng
Kamis | 02-01-2025 | 15:24 WIB
Tahun-Baru-Nagoya.jpg Honda-Batam
Suasana malam pergantian tahun baru 2025 di Nagoya, Kota Batam. (Foto: Aldy Daeng)

BATAMTODAY.COM, Batam - Saat malam tahun baru berlalu, Batam kembali ke ritme kesehariannya. Kota ini, yang dulunya dikenal sebagai surga kehidupan malam di Indonesia, terus memikat pelancong dengan pesonanya. Di balik gemerlap pesta dan hiburan, tersimpan cerita tentang perubahan, nostalgia, dan harapan baru.

Bagi banyak orang, Batam adalah tempat mencari kebebasan, hiburan, dan suasana yang berbeda. Pelancong dari Singapura dan Malaysia kerap menyebut kunjungan mereka ke Batam sebagai 'nak makan angin' --sebuah ungkapan khas Melayu yang menggambarkan perjalanan santai untuk menikmati suasana.

Dari era 90-an hingga awal 2000-an, kawasan Nagoya menjadi pusat kehidupan malam Batam. Karaoke sederhana, panti pijat, hingga jackpot elektronik mendominasi setiap sudutnya. Para pelancong, terutama dari Singapura, bahkan memiliki istilah sendiri untuk para wanita penghibur: cabo. Kehidupan malam ini memberikan rezeki bagi banyak pihak, mulai dari pengusaha, supir taksi, hingga pedagang kaki lima.

"Saya suka Batam dulu. Semua ramah, suasananya seperti kampung saya di Singapura pada tahun 70-an," kata Sam Theo, seorang pelancong yang telah berkunjung ke Batam selama 25 tahun terakhir, Rabu dini hari (1/1/2025) di bilangan Nagoya.

Namun, seperti kota-kota lainnya, Batam telah bertransformasi. Hiburan malam yang dulu terkonsentrasi di Nagoya kini tersebar ke berbagai sudut kota. Tempat-tempat hiburan menawarkan suasana yang lebih modern, melayani masyarakat lokal dan wisatawan dengan berbagai gaya dan preferensi.

Nagoya tetap menjadi favorit, meski kini tampil dengan wajah baru. "Cabo sekarang lebih modis dan menawan, tapi saya lebih suka yang sederhana," ujar Theo, sambil mengenang masa lalu.

Bunga (bukan nama sebenarnya), seorang wanita malam, juga merasakan persaingan yang semakin ketat di industri ini. "Sekarang harus pandai-pandai cari tamu, saingan banyak, cantik-cantik dan muda-muda," katanya. Meski begitu, ia bersyukur tamu langganannya masih setia datang setiap tahun baru.

Tidak semua pelancong datang untuk menikmati kehidupan malam. Banyak keluarga memilih menghabiskan malam pergantian tahun di resort-resort Batam yang menawarkan suasana natural dan pemandangan laut. Data menunjukkan lebih dari 80% kamar resort penuh dengan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, selama periode tahun baru.

Dengan lokasi geografis yang strategis dan kekayaan alamnya, Batam terus menjadi destinasi favorit, terutama bagi wisatawan dari Singapura dan Malaysia.

Setelah perayaan tahun baru berakhir, Batam bersiap menyambut momen besar berikutnya, Imlek. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kota ini diperkirakan akan kembali dipadati wisatawan.

"Semoga Gong Xi Fa Cai nanti ramai lagi. Kami berharap Batam semakin baik, dan dunia pariwisata tetap menjadi tempat mencari nafkah," tutup Bunga, penuh harap.

Dengan segala perubahan dan tantangan, Batam tetap menjadi simbol harmoni antara masa lalu dan masa depan, sebuah kota yang gemerlapnya terus memancarkan daya tarik bagi siapa saja yang berkunjung.

Editor: Gokli