Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BP Batam akan Bangun Jalan Tol Batu Ampar-Muka Kuning
Oleh : ypn/dd
Senin | 29-10-2012 | 17:05 WIB
ultah-bp-batam.gif Honda-Batam
Ketua BP Batam, Mustofa Widjaja memotong tumpeng  saat peringatan Hari Bakti ke-41 BP Batam, Senin (29/10/2012).

BATAM, batamtoday - Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) akan memprioritaskan pembangunan tiga proyek infrastruktur di Free Trade Zone Batam senilai Rp 3 triliun.


Kepala BP Batam Mustofa Widjaja mengatakan BP Batam mencanangkan sembilan proyek infrastruktur dalam road map BP Batam pada 2011-2015.

Sementara tiga proyek yang diprioritaskan tersebut adalah pembangunan koridor jalan tol rute Pelabuhan Batu Ampar-Kawasan Industri Muka Kuning-Bandara Hang Nadim senilai Rp 1,6 triliun, pembangunan kereta rel tahap I rute Bandara Hang Nadim-Batu Ampar senilai Rp 1,1 triliun dan instalasi pengolahan air limbah Batam Center senilai US$55 juta atau Rp 550 miliar.

"Infrastruktur yang minimal harus kami bangun supaya lalu lintas publik dan barang baik adalah jalan tol dan kereta rel, kemudian lingkungan, dengan water waste treatment plant, supaya Batam menjadi kota yang sustainable, lingkungannya baik, transportasinya baik," kata dia usai perayaan Hari Bakti ke-41 BP Batam, Senin (29/10/2012).

Sedangkan enam proyek infrastruktur lainnya yakni pembangunan pelabuhan transhipment Tanjung Sauh dengan PT Pelindo II senilai Rp 7 triliun, pengembangan dermaga utara Pelabuhan Batu Ampar Rp366 miliar, pembangunan penyediaan air baku waduk Tembesi yang 80% hampir rampung, pengembangan infrastruktur IT, pembangunan fasilitas MRO di Bandara Hang Nadim dan pembangunan Jembatan Batam-Bintan.

Dia menjelaskan untuk dua proyek infrastruktur pembangunan jalan tol dan kereta rel dapat dimulai pada 2014.

Ia menegaskan rencana pembangunan jalan tol rute Batu Ampar-Kawasan Industri Muka Kuning-Bandara Hang Nadim harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

"Kami sudah bicara dengan BPJT tentang proyek jalan tol ini, rencananya mulai dari Batu Ampar, ini demi kelancaran arus barang dan transportasi," tegasnya.

Persiapan rencana pembangunan jalan tol ini telah disusun sejak 2010 lalu. Berdasarkan jadwal implementasi, rencananya tendernya dilakukan pada 2012 ini dan masa kontruksi pada 2013-2015.

Sementara proyek kereta rel dijadwalkan pengerjaannya dapat dimulai pada 2014 dan bisa beroperasi pada 2017. Tahapnya sendiri saat ini memasuki tahap perampungan DED lalu kemudian memasuki tahap penawaran ke investor.

Untuk pembangunan instalasi pengolahan limbah, Pemerintah Korea Selatan berencana masuk dalam pengerjaan proyek waste water treatment plant setelah melakukan kajian sejak akhir 2011. Mustofa mengatakan masuknya pihak Korea Selatan dalam proyek ini menyusul penandatangan studi kelayakan kerja sama antara BP Batam dengan pihak Korea Selatan.

Korea Selatan menawarkan bantuan pinjaman untuk merealisasikan proyek tersebut dengan total nilai proyek sebesar US$55 juta.

Menurut Mustofa, diantara proyek infrastruktur, proyek instalasi pengolahan limbah merupakan proyek yang paling siap untuk ditawarkan ke Korea Selatan meningat mereka sudah memiliki kajiannya.

Proyek ini ditargetkan pada penyelesaian tahap I berkapasitas mengelola limbah cair 230 liter per detik dari kapasitas sebelumnya yang hanya 33 liter per detik sejak dibangun pada 1995.

"Sekarang penduduk Batam sudah mencapai 1,2 juta, kami ingin mengantisipasi melonjaknya limbah cair rumah tangga yang sudah tidak bisa lagi dikelola, dan limbah industri harus dikelola dengan baik sehingga Batam menjadi nyaman lingkungannya," tambahnya.

Deputi Bidang Pengendalian BP Batam Asroni Harahap menjelaskan proyek infrastruktur di Batam kemungkinan besar berskema public private partnership (PPP) sehingga tidak semua dikerjakan pemerintah daerah.

Menurutnya skema ini untuk mengantisipasi pembangunan infrastruktur di Batam yang diperkirakan tidak akan berjalan mulus karena masih terbatasnya opsi pembiayaan.

"Umumnya ada dua cara untuk pembiayaan, sistem Public-Private Partnership (PPP) atau dari Pemerintah. Kalau disini, kami terbatas dalam pembiayaan. Maka kami coba tawarkan ke pihak-pihak yang berminat," ujarnya.

Menurut Asroni, BP Batam selalu berupaya mencoba menawarkan proyek-proyek tersebut dalam setiap forum investasi di luar negeri.

"Kami undang swasta juga untuk ikut berpartisipasi,” kata dia.