Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diseminasi Riset Kolaborasi OJK Institute dan UNEP FI, 'The Greenwashing Trap: How to Build Public Awareness'
Oleh : Aldy Daeng
Rabu | 11-12-2024 | 13:04 WIB
diseminasi-riset.jpg Honda-Batam
OJK bersama UNEP FI menggelar diseminasi riset bertajuk 'The Greenwashing Trap: How to Build Public Awareness' di Jakarta pada Kamis (5/12/2024). (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI) menggelar diseminasi riset bertajuk "The Greenwashing Trap: How to Build Public Awareness" di Jakarta pada Kamis (5/12/2024).

Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran publik dan memberikan rekomendasi strategis untuk mencegah praktik greenwashing dalam industri jasa keuangan.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, menekankan pentingnya sinergi antara pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan penanganan perubahan iklim. "Kedua isu ini saling terkait dan menjadi bagian penting dari dinamika global. Transparansi menjadi fondasi utama dalam menjaga kredibilitas dan keberlanjutan produk keuangan di pasar global," ujar Mirza.

Ia menambahkan bahwa pendekatan kolaboratif antara regulator, lembaga keuangan, investor, dan masyarakat luas diperlukan untuk memastikan akuntabilitas. OJK juga telah menyusun kerangka kerja, panduan, dan insentif untuk mendorong penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Deputi Komisioner Sumber Daya Manusia dan Sistem Informasi OJK, Irnal Fiscallutfi, menyoroti perlunya transparansi dalam pelaporan produk keuangan berkelanjutan. Ia mengingatkan bahwa pertumbuhan pesat produk keuangan berbasis ESG meningkatkan risiko klaim ramah lingkungan yang menyesatkan, atau dikenal sebagai greenwashing.

"Standar pelaporan yang lebih transparan sangat penting untuk memastikan klaim lingkungan yang akurat dan mencegah greenwashing," kata Irnal.

Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, memuji langkah Indonesia dalam mengatasi greenwashing di kawasan ASEAN. Ia menekankan pentingnya standarisasi metrik ESG, transparansi, dan verifikasi yang kuat untuk membangun kepercayaan dalam keuangan berkelanjutan.

"Penguatan kerangka regulasi dan kemitraan global sangat diperlukan agar Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi ESG sekaligus menyelaraskan diri dengan standar internasional," jelas Gita.

Kepala OJK Institute, Agus Sugiarto, menjelaskan greenwashing merujuk pada perusahaan dengan kinerja lingkungan buruk yang memberikan citra positif melalui komunikasi menyesatkan. Riset kolaborasi ini memberikan analisis mendalam terkait konsep, tipe, dampak, dan strategi mitigasi greenwashing.

"Diseminasi ini diharapkan mampu memberikan wawasan baru bagi pemangku kepentingan untuk memperkuat transparansi dan integritas dalam keuangan berkelanjutan," ujar Agus.

Kerja sama OJK Institute dan UNEP FI ini menjadi langkah awal dalam memperkuat regulasi dan tata kelola sektor keuangan berkelanjutan. Dengan meningkatkan kesadaran publik dan membangun ekosistem yang kredibel, Indonesia diharapkan mampu menjadi pemimpin regional dalam mewujudkan keuangan berkelanjutan yang berintegritas.

Editor: Gokli