Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Dorong Budidaya Tuna, Langkah Strategis Menuju Kesejahteraan Nelayan
Oleh : Redaksi
Selasa | 26-11-2024 | 13:24 WIB
Dirjen-Tangkap.jpg Honda-Batam
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) semakin serius memprioritaskan pengelolaan ikan tuna sebagai komoditas unggulan perikanan nasional.

Dalam upaya menjaga keberlanjutan sumber daya laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan, KKP kini mengembangkan inovasi teknologi budidaya tuna (tuna farming) berbasis ramah lingkungan.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, menegaskan pentingnya adopsi teknologi modern untuk mendukung nelayan lokal. "Teknologi perikanan terus berkembang di berbagai negara, dan Indonesia tidak boleh ketinggalan. Dengan teknologi yang relevan, kami ingin memastikan nelayan lokal dapat menikmati manfaat ekonomi secara langsung," ujarnya, Senin (25/11/2024), demikian dikutip laman KKP.

Salah satu inovasi yang sedang diuji coba adalah budidaya tuna menggunakan keramba jaring apung, metode yang telah berhasil diterapkan di negara-negara seperti Turki. Model ini memanfaatkan penangkapan tuna kecil di alam untuk kemudian dibesarkan hingga ukuran matang di keramba apung. Uji coba dilakukan di Zona 02, mencakup Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 716 dan 717, dengan pusat di Biak.

"Uji coba ini tidak hanya menjaga keberlanjutan stok tuna, tetapi juga memberikan pendapatan yang lebih stabil bagi nelayan tradisional yang bisa berperan sebagai pemasok tuna kecil atau tenaga kerja dalam pengelolaan keramba," jelas Latif.

Meski budidaya tuna tergolong baru di Indonesia, pemerintah mengizinkan pengadaan kapal impor dengan sejumlah persyaratan. Kapal harus berbendera Indonesia, dimiliki oleh badan hukum dalam negeri, serta tunduk pada regulasi seperti UU Cipta Kerja dan berbagai peraturan pelaksanaannya. Salah satu kapal, KM Berlian Biru 01, kini telah tiba di Indonesia dan tengah melengkapi dokumen operasional.

"Proses ini tetap melibatkan pelaku lokal sebagai prioritas utama. Selain itu, regulasi memastikan keterlibatan kementerian terkait, seperti Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Perhubungan," tambah Latif.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menekankan pentingnya inovasi ini untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global. "Budidaya tuna adalah solusi jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan nilai tambah komoditas perikanan," ungkapnya.

Trenggono juga menegaskan bahwa pendekatan ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberdayakan nelayan tradisional sebagai bagian integral dari ekosistem perikanan.

Dengan pengembangan budidaya tuna, Indonesia berpeluang menjadi pemimpin global di sektor perikanan. Program ini tidak hanya membuka peluang ekonomi baru tetapi juga menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menjaga ekosistem laut. Latif pun mengimbau masyarakat untuk memahami regulasi dan tidak terpengaruh informasi yang tidak benar.

Editor: Gokli