Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menikmati Atmosfir Pulau Dewata di Lagoi
Oleh : hrj/dd
Sabtu | 27-10-2012 | 14:25 WIB
Gambelan-Bali-di-Bintan.gif Honda-Batam
Sanggar Lang Lang Buana yang melestarikan kebudayaan Bali di Bintan.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Suasana pantai berpasir putih itu terlihat tenang. Semilir angin menerpa, membuat sejumlah turis mancanegara menikmatinya dengan berbaring di kursi panjang, di sebuah resort.


Tiba-tiba, celetukan muncul dari mulut seorang wisatawan asing.

"Oh, like in Bali," ujarnya singkat.

Bukan tanpa alasan celetukan itu muncul. Sayup terdengar alunan musik khas Bali yang terbawa angin hingga ke telinga sang turis itu.

Ya, ternyata tak jauh dari resort itu yang berada di kawasan pariwisata Lagoi, berdiri sebuah sanggar kesenian bernama Sanggar Seni Lang Lang Buana. Sebuah sanggar seni yang intens menggali kesenian asli Pulau Dewata itu.

Nyoman Bales, perintis Sanggar Seni Lang Lang Buana mengatakan di sanggarnya terdapat satu perangkat alat musik tradisional yang disebut dengan Gambelan Bali.

"Kami sering tampil di berbagai acara yang digelar di kawasan wisata ini," kata Bales kepada batamtoday, Sabtu (27/10/2012).

Bales mengemukakan sanggar itu telah dirintisnya sejak tahun 1998 silam dan telah dilengkapi dengan perangkat gambelan itu didatangkan langsung dari Bali. 

Sekilas memang tak ada bedanya antara Gambelan Bali dengan Gamelan Jawa. Hal yang membedakan salah satunya adalah instrumen angklung yang jumlah kepingannya lebih sedikit dibanding dengan Gamelan Jawa.

"Gambelan ini kami datangkan pada 2008 dan sudah sering digunakan untuk mengiringi berbagai tarian tradisional Bali, seperti Panjebrahme dan Cendrawasih," jelasnya.

Dalam perkembangannya, lanjut Bales, saat ini Sanggar Seni Lang Lang Buana telah memiliki 30 anggota, yang sebagian besar merupakan karyawan yang bekerja di kawasan wisata Lagoi.

Musik gambelan ini sering tampil di Lagoi dan Tanjungpinang. Tetapi katanya, kedepan sanggar ini akan terus dikembangkan dan pengelola akan tetap membuka diri bagi warga Bintan yang ingin mendalami seni ini. 

"Untuk mengembangkan, tidak tertutup kemungkinan bisa dipadukan dengan seni asli yang ada di Bintan. Begitu juga untuk anggota sanggar terbuka juga untuk warga lain," ujarnya.