Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tari Jawa dan Betawi Semarakkan Indonesia Day di Akademi Pertahanan Australia
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 01-11-2024 | 11:24 WIB
tari-jawa.png Honda-Batam
Australian Defence Force Academy (ADFA) bersama Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra menggelar acara bertajuk Indonesia Day pada Rabu (23/10/2024) lalu. (Kemendikdasmen)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dalam upaya memperkenalkan budaya Indonesia kepada generasi muda militer Australia, Australian Defence Force Academy (ADFA) bersama Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra menggelar acara bertajuk Indonesia Day pada Rabu (23/10/2024) lalu.

Kegiatan ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam tentang Indonesia melalui diskusi, berbagi pengalaman, hingga pertunjukan budaya khas Indonesia, lengkap dengan kuliner khas nusantara.

Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menyampaikan bahwa acara ini menjadi kesempatan penting untuk membangun pemahaman dan hubungan baik antara kedua negara. "Para siswa militer ini akan memegang posisi strategis di masa depan, dan harapannya, pengenalan mereka terhadap Indonesia sejak dini akan memperkuat hubungan persahabatan Indonesia-Australia," ungkap Najib, demikian dikutip laman Kemendikdasmen, Kamis (31/10/2024).

Acara dimulai dengan diskusi mengenai perkembangan sosial-politik Indonesia yang disampaikan oleh Greg Fealy, profesor dari Australian National University yang dikenal luas sebagai pakar kajian Indonesia. Fealy memaparkan berbagai aspek demokrasi di Indonesia dan menyebut minatnya terhadap Indonesia telah tumbuh sejak masa kuliahnya di Monash University, dan berlanjut hingga kini.

Selain itu, dua mahasiswa ADFA yang pernah berkunjung ke Indonesia turut berbagi pengalaman mereka. Dengan penuh antusias, mereka menceritakan keunikan Candi Borobudur dan Candi Prambanan, serta keramahan masyarakat Yogyakarta. "Yogyakarta sangat berkesan karena keanekaragaman budayanya dan harga-harga yang ramah kantong," ujar salah seorang mahasiswa.

Dalam sesi budaya, KBRI menampilkan Tari Lenggang Nyai dari Betawi yang dibawakan oleh Estella Aldina. Tarian ini mengisahkan perjuangan Nyai Dasimah, seorang wanita Betawi yang memberontak untuk kebebasannya dari aturan yang mengekangnya. Tari Lenggang Nyai diiringi musik Gambang Kromong yang khas dan menyampaikan pesan moral agar wanita bijak memilih jalan hidup.

Sementara itu, Tari Gambiranom dari Jawa Tengah dibawakan oleh Muhammad Nur Aziz. Tarian ini mengisahkan cinta Bambang Irawan, putra Arjuna, yang bergejolak menghadapi kenyataan bahwa pujaan hatinya, Dewi Titisari, akan menikah dengan pria lain. Tari Gambiranom menggambarkan gejolak batin yang dilalui dengan gerakan lembut namun sarat emosi.

Puncak acara diisi dengan santap siang nasi tumpeng dan jajanan pasar seperti klepon, onde-onde, dan kue lapis yang disajikan untuk para siswa dan tamu undangan. "Makanan Indonesia memiliki rasa yang sangat khas dan unik," kata salah seorang siswa ADFA.

Dosen Studi Indonesia ADFA, Zara Maxel, menyampaikan apresiasi kepada KBRI Canberra atas terselenggaranya Indonesia Day. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya merayakan kekayaan budaya Indonesia tetapi juga menjadi ajang perayaan bagi siswa tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan ujian.

"Kami berharap dukungan KBRI dapat berlanjut ke depannya, sehingga semakin banyak siswa kami yang mengenal Indonesia," tutup Zara.

Editor: Gokli