Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BIMP-EAGA Berpotensi Jadi Pusat Perdagangan di Indo-Pasifik
Oleh : Redaksi
Sabtu | 19-10-2024 | 15:44 WIB
BIMP-EAGA.jpg Honda-Batam
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub-Regional Kemenko Perekonomian, Netty Muharni, pada Pertemuan Tingkat Pejabat Senior ke-27 BIMP-EAGA di Kota Kinabalu, Malaysia, Selasa (15/10/2024). (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area) dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perdagangan di kawasan Indo-Pasifik.

Hal ini disampaikan oleh Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub-Regional Kemenko Perekonomian, Netty Muharni, yang mewakili Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional pada Pertemuan Tingkat Pejabat Senior ke-27 BIMP-EAGA di Kota Kinabalu, Malaysia, Selasa (15/10/2024).

Netty menyatakan, hasil studi asesmen terkait pengembangan koridor ekonomi BIMP-EAGA menunjukkan perlunya rekonfigurasi koridor ekonomi untuk meningkatkan keterhubungan dan rantai nilai di kawasan tersebut. "Hasil studi ini menunjukkan potensi besar BIMP-EAGA sebagai penghubung perdagangan global Indo-Pasifik. Penting bagi kita untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang, serta menyusun program yang tepat untuk memanfaatkan potensi ini," ujarnya, demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian.

Pertemuan para pejabat tinggi BIMP-EAGA tersebut juga membahas perkembangan proyek dan program dari sembilan klaster kerja sama serta persiapan perayaan 30 tahun BIMP-EAGA. Tahun 2023 mencatat pertumbuhan ekonomi dan investasi yang positif, serta peningkatan jumlah wisatawan ke sub-kawasan, di tengah tantangan ekonomi global.

"Selama hampir 30 tahun kerja sama ini, kita harus terus melakukan inovasi untuk memperkuat konektivitas, perdagangan, dan sektor strategis lainnya di BIMP-EAGA," tambah Netty.

Indonesia juga mengapresiasi sejumlah proyek konektivitas yang telah dilaksanakan, seperti jalur udara Manado-Kota Kinabalu, Jakarta-Kuching, Manado-Davao, dan Bali-Kota Kinabalu, serta jalur laut Tanjung Silopo-Lahad Datu yang baru dibuka pada 2024. Selain itu, penting untuk segera mengatasi isu CIQS (Customs, Immigration, Quarantine, and Security) yang selama ini menjadi hambatan perdagangan lintas batas.

Dalam kerja sama sub-regional ini, BIMP-EAGA juga fokus pada ekonomi biru, transisi energi bersih, dan energi terbarukan. Beberapa program telah diimplementasikan, seperti Renewable Energy Capacity Building Program (RECAP) dan Green Cities Action Plan (GCAP) di berbagai kota, termasuk Kendari, Pontianak, Kota Kinabalu, dan General Santos City. Pelestarian konservasi laut dan maritim juga menjadi agenda utama, dengan dukungan dari Asian Development Bank (ADB) melalui penyusunan Strategi Ekonomi Biru 2030.

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Deputy Secretary General Ministry of Economy Malaysia, Datuk Dr Zunika Binti Mohamed, dan dihadiri oleh pejabat senior dari Brunei Darussalam, Filipina, Asian Development Bank, Sekretariat ASEAN, serta BIMP-EAGA Business Council.

Editor: Gokli