Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BP MIGAS Kerjasama Polri Tekan Ancaman Keamanan
Oleh : Tunggul Naibaho
Jum'at | 04-03-2011 | 11:11 WIB

Batam, batamtoday - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP MIGAS) beserta kontraktor kontrak kerja sama (KKS) dan Kepolisian RI (Polri) bekerja sama menekan gangguan keamanan di sektor hulu migas. Pasalnya, gangguan keamanan pada 2010 terbilang cukup tinggi dibanding tahun 2009.

Menurut Deputi Umum, BPMIGAS, A.S. Rizal Asir, gangguan keamanan pada 2010 mencapai 1.153 kasus. Gangguan operasi seperti unjuk rasa, sabotase, penghentian kegiatan operasi, dan ancaman terjadi sebanyak 486 kasus, sementara pencurian peralatan migas sebanyak 667 kejadian. Padahal, tahun sebelumnya hanya terjadi 471 kasus, yakni 116 kasus gangguan operasi dan 355 kejadian pencurian peralatan.

“Gangguan keamanan ikut mempengaruhi produksi migas,” kata Rizal dalam keterangan pers yang dikirim ke batamtoday, Jum'at 4 Maret 2011.

Dia mencontohkan, ditutupnya fasilitas produksi di lapangan Suban, Jambi, yang dioperasikan ConocoPhillips pada awal Februari 2011 hingga saat ini karena tekanan dari masyarakat setempat. Potensi kehilangan potensinya mencapai 120 juta kaki kubik gas bumi per hari.

Kejadian lain adalah pencurian minyak mentah Pertamina EP yang terjadi di jalur pipa Tempino dan Plaju. Terhitung Januari-Maret 2011, terjadi 43 kasus pencurian dengan kerugian produksi sekitar 400 barel minyak per hari.

“Sumatera bagian selatan menyumbang lebih dari 50 persen gangguan keamanan migas secara nasional,” kata Kepala Dinas Sekuriti, BP MIGAS, Harrymawan BG.

Dengan alasan tersebut, pihaknya melakukan komunikasi intensif dengan Kepolisian Daerah (Polda), khususnya Polda di kawasan yang masuk sektor hulu migas seperti di Sumatera Selatan dan Jambi, serta Batam untuk meminimalisasi ancaman dan gangguan, serta melakukan optimalisasi pengamanan di industri hulu migas. Peningkatan koordinasi dengan TNI dan pemerintah daerah juga dilakukan.

Selain itu, BPMIGAS meminta kontraktor lebih menggiatkan pengamanan berbasis masyarakat agar menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap fasilitas industri hulu migas.

“Dengan rasa memiliki, masyarakat akan ikut menjaga dan mendukung pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi,” Harrymawan menegaskan.

Security Outlook 2011 yang digelar selama dua hari tersebut dibuka Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, disaksikan Wakil Kepala Polda Sumatera Selatan, Brigadir Jenderal Torkis Panangian Siahaan. Mengambil tajuk “Optimalisasi Pengamanan Objek Vital Nasional di Sektor Hulu Migas guna Mencapai Target Produksi 2011”, kegiatan dihadiri 250 peserta yang berasal dari BP MIGAS, kontraktor KKS, Polri, TNI, dan pemerintah daerah.