Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Operasi Pasar Gas LPG 3 Kg, Siapa Nikmati Untung Rp 3 Ribu per Tabung?
Oleh : Paskalis RH
Kamis | 03-10-2024 | 09:04 WIB
operasi-cuan.jpg Honda-Batam
Operasi pasar gas LPG 3 Kg di Pasar Botania 2, Minggu (16/9/2024). (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kelangkaan gas LPG 3 Kg yang dikeluhkan masyarakat Kota Batam, belakangan ini mendapat sorotan dari Komisi II DPRD Batam. Persoalan ini bahkan dibahas dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar pada Rabu (2/10/2024).

Para politisi yang duduk di Komisi II DPRD Batam, mencoba mengurai musabab terjadinya kelangkaan gas melon. Sementara Pertamina dalam pernyataan resminya di berbagai media mengklaim tidak ada pengurangan kuota hingga stok dipastikan aman sampai akhir tahun 2024.

Lantas apa penyebab terjadinya kelangkaan? Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Batam, Gilang Hisyam Hasyemi, menyampaikan antrean yang terjadi di pangkalan beberapa waktu terakhir ini bersifat sektoral saja, terjadi di beberapa titik dan kecamatan. Selain itu, cuaca buruk yang menerpa Batam dan Kepri juga salah satu penyebabnya, sehingga dalam pengiriman terjadi sedikit terkendala, namun sejauh ini bisa diatasi.

"Kelangkaan pertama terjadi di Kecamatan Bengkong, menyusul di Batam Kota, terakhir di Batu Aji, secara umum saat ini sudah berangsur normal kembali," ungkap Gilang.

Gilang juga memastikan, stok gas elpiji 3 kilogram aman hingga akhir tahun. Untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya sudah menambah kapasitas storage sebesar 150 MT. "Dari segi transportasi, kapal yang digunakan juga akan di-upgrade dari kapasitas 380 menjadi 500 MT," ungkap Gilang.

Lebih lanjut, Gilang menyebutkan, Pertamina telah melakukan beberapa tindakan guna menanggulangi permasalah tersebut dengan inspeksi mendadak (Sidak) dan evaluasi penyaluran. Serta menambah penyaluran gas elpiji 3 kilogram sebanyak 85.000 tabung.

"Selain itu pertamina juga telah memberikan sanksi berupa pemutusan hubungan usaha kepada 7 pangkalan yang disinyalir melakukan pelanggaran penyaluran gas melon itu," ungkap Gilang.

"Pertamina bersama Disperindag juga melakukan Sidak kepada komoditas usaha yang dilarang menggunakan gas LPG 3 kilogram, seperti laundry, restoran dan cafe yang tidak termasuk UMKM," sambungnya.

Mengatasi kelangkaan gas melon jatah masyarakat kurang mampu ini, dijawab pemerintah melalui operasi pasar di sejumlah titik. September 2024, operasi pasar khusus gas melon berlangsung di tiga titik: dua titik di Kecamatan Bengkong dan satu titik di Kecamatan Batam Kota.

Setiap titik operasi pasar dipasok 2 truk dengan muatan masing-masing 560 tabung (2 x 560 = 1.120 tabung). Untuk tiga titik operasi pasar (3 x 1.120 = 3.360 tabung). Pada kesempatan ini masyarakat bisa membeli 2 tabung seharga Rp 21 ribu/tabung.

Di sisi lain, operasi pasar gas melon ini membantu masyarakat yang tidak kebagian dari pihak pangkalan. Di lain pihak, terdapat subsidi yang tidak tepat sasaran, dengan adanya selisih harga Rp 3 ribu.

"Kami (pangkalan) bayar ke agen Rp 18 ribu/tabung. Sesuai ketentuan kami jual ke masyarakat Rp 21 ribu/tabung. Ada selilih Rp 3 ribu yang didapatkan pangkalan per tabungnya. Ini sesuai aturan yang berlaku. Nah, sekarang kalau agen yang jual langsung ke masyarakat itu Rp 21 ribu/tabung, selisih Rp 3 ribu/tabung itu untuk siapa, agen atau pemerintah?" ungkap salah seorang pemilik pangkalan gas LPG 3 Kg di Batu Aji kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (3/10/2024).

Sumber yang menolak namanya dipublikasi ini melanjutkan, sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 28 Tahun 2008 dan Keputusan Menteri ESDM (Kepmen ESDM) Nomor 7436 K/12/MEM/2016, harga jual gas elpiji 3 Kg dari Pertamina ke agen resmi sebesar Rp 12.750/tabung. "Khusus di Kota Batam, harga jual agen resmi ke pangkalan Rp 18 ribu/tabung. Artinya, agen dapat untung Rp 5.250/tabung. Urusan Pertamina dengan Agen resmi ini kita tidak komentar atau tidak campuri. Yang jadi persoalan itu ketika agen resmi menjual langsung ke masyarakat Rp 21 ribu/tabung. Kalau seperti ini kan jadi muncul dugaan-dugaan tak baik," ungkap sumber kembali.

Selisih harga Rp 3 ribu/tabung dalam operasi pasar ini juga disorot Anggota Komisi II DPRD Batam, Ruslan Sinaga. Menurutnya, harga yang diberikan ke masyarakat dalam operasi pasar adalah harga HET sebesar Rp 21 ribu, sementara harga dari agen sebesar Rp 18 ribu, artinya ada selisih harga Rp 3 ribu.

"Saya ada beberapa kali juga telepon Pak Gustian (Kadisperindag Batam). Namun, beliau semacam takut pula terima telepon saya. Padahal saya kan mau membantu. Ada apa sebenarnya?" ucap Ruslan, dalam RDP, Rabu (2/10/2024). (Bersambung)

Editor: Gokli