Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Faktor Ekonomi dan Minimnya Edukasi Penyebab Anak di Anambas Terjerumus Prostitusi
Oleh : Frengky Tanjung
Rabu | 02-10-2024 | 14:04 WIB
Erdawati.png Honda-Batam
Konselor P2TP2A Anambas, Erdawati. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Tindak pidana asusila yang melibatkan anak di Kepulauan Anambas, menjadi perhatian serius Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2A).

Hal ini disampaikan Konselor P2TP2A Anambas, Erdawati, pada Selasa (1/10/2024). Sedikitnya sudah 6 kasus yang mereka tangani yang melibatkan anak di bawah umur.

Dikatakan Erdawati, kasus keenam yang mereka tangani yakni KA --seorang gadis berusia 17 tahun-- yang melakukan hubungan badan dengan seorang pria paruh baya inisial DY (59). Hasil penelusuran P2TP2A, korban KA terlibat dalam prostitusi anak.

Belajar dari kasus ini, Erdawati menyimpulkan, terjerumusnya seorang anak atau terlibatnya seorang anak ke dalam prostitusi, disebabkan beberapa faktor. "Dari kejadian ini dapat saya sampaikan berbagai macam faktor yang memicu munculnya prostitusi anak. Seperti: ekonomi, pendidikan dan lingkungan," katanya.

Ia menjelaskan, faktor ekonomi menjadi salah satu faktor yang mendorong orang atau anak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dalam hal ini prostitusi anak. "Tingkat kemiskinan yang tinggi mendorong orang-orang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma norma, salah satunya prostitusi anak, dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup," bebernya.

Menurut Erdawati, dengan pemikiran dan pemahaman yang seperti ini akan meningkatkan angka prostitusi anak. "Ya itu, karena pada dasarnya perlindungan utama anak ada pada orang tua, namun yang terjadi sebaliknya malah membuat keberadaan si anak kurang diberikan perlindungan, pengawasan dan kasih sayang. Dan dapat kita pahami juga, penyebabnya adalah ekonomi yang lemah," sebutnya.

Selain faktor ekonomi, lanjutnya, faktor pendidikan dengan edukasi yang rendah juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anak terjerumus ke dalam dunia prostitusi. "Kurangnya edukasi di masyarakat dapat menyebabkan anak tidak tahu dan tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan tersebut salah. Menurut saya tanpa edukasi yang cukup dan memadai, masyarakat juga menjadi mudah untuk dimanipulasi dan dieksploitasi oleh orang lain," lanjutnya.

Faktor lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi fenomena ini. Misalnya, jika seorang anak tumbuh di lingkungan daerah yang banyak terdapat aktivitas prostitusi atau anggota keluarganya memiliki peran dalam tindakan prostitusi. "Hal ini yang kemudian membuat sang anak dapat belajar dan memiliki pemahaman, bahwa hal tersebut sebagai hal biasa dan memproyeksikan ke pengalaman hidupnya," tuturnya.

Editor: Gokli