Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Puluhan Wartawan di Batam Kecam Penganiayaan oleh Oknum TNI AU
Oleh : ypn/dd
Rabu | 17-10-2012 | 12:12 WIB
wartawan-demo.gif Honda-Batam
Aksi unjuk rasa wartawan di Batam yang mengecam tindakan sewenang-wenang oknum TNI AU terhadap jurnalis di Riau.

BATAM, batamtoday - Puluhan wartawan di Kota Batam berunjuk rasa mengecam tindakan penganiayaan yang dilakukan oknum TNI AU kepada jurnalis yang meliput jatuhnya pesawat tempur di Kampar, Riau, kemarin.


Unjuk rasa wartawan terkonsentrasi di Jalan Engku Putri dan langsung mengarah ke Gedung DPRD Kota Batam sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (17/10/2012).

Dengan mengusung beragam poster berisi kecaman penganiayaan, para wartawan yang tergabung dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) itu berorasi persis di depan pintu masuk utama Gedung DPRD.

Syaiful Brantap, Ketua IJTI Batam mengungkapkan, unjuk rasa itu merupakan aksi solidaritas terhadap jurnalis yang mengalami penganiayaan oleh oknum TNI AU.

"Apa yang dirasakan kawan-kawan di Riau, kita rasakan juga di Batam sebagai sesama pekerja pers," ujarnya.

Zaenal Abidin, Ketua AJI Batam mengatakan, dilihat dari sisi manapun, tindakan yang dilakukan oknum TNI tersebut merupakan pelanggaran UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

"Kami sudah mengkaji, kegiatan peliputan yang dilakukan kawan-kawan di Riau itu dalamrangka tugas, tidak melanggar hukum sehingga dilindungi Undang-Undang," paparnya.

Sementara itu Immanuel Sebayang, Ketua PFI Batam dalam orasinya mengecam keras perampasan kamera dan penganiayaan wartawan oleh oknum TNI.

Menurutnya, lokasi jatuhnya pesawat itu berada di kawasan umum sehingga tidak ada alasan aparat melarang peliputan wartawan.

"Kalau TNI AU mengatakan pesawat itu membawa rudal, khawatir meledak dan tergolong rahasia negara sehingga melarang peliputan, mengapa harus melakukan perampasan dan penganiayaan? kan bisa cukup dengan melarang pers mendekati lokasi atau mensterilisir area," jelasnya.

Unjuk rasa di Gedung DPRD Batam itu dilakukan dengan harapan lembaga tersebut secara institusi dapat menyampaikan aspirasi yang disampaikan ke DPR RI.

Setelah satu jam berunjuk rasa, para wartawan kemudian ditemui Ketua DPRD Surya Sardi dan Ketua Komisi I Nuryanto.

Di hadapan para wartawan, Surya Sardi mengapresiasi unjuk rasa tersebut karena tindakan yang dilakukan oknum TNI AU kepada jurnalis di Kampar dinilainya sudah kelewat batas.

"Saya memahami tugas-tugas wartawan dan ada aturan-aturan yang harus dipedomani saat melakukan tugas peliputan," ujarnya.

Karena itu agar peristiwa tersebut tidak terjadi di Kota Batam dia berharap adanya jalinan komunikasi yang baik antara para jurnalis dan jajaran TNI.

Ketua Komisi I Nuryanto berjanji kepada para wartawan akan menyampaikan aspirasi tersebut ke DPR RI dengan harapan lembaga itu dapat meminta klarifikasi dari para pimpinan TNI, khususnya AU.

Hal itu dilakukan agar tidak terjadi lagi tindakan serupa di masa yang akan datang mengingat sudah beberapa kali jurnalis mengalami tindak kekerasan oleh aparat seperti yang dilakukan personil TNI AL di Sumbar beberapa waktu lalu.