Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemimpin Melayu Singapura Kecam Sikap Rasis Amy Cheong
Oleh : Redaksi/M
Rabu | 10-10-2012 | 10:54 WIB
amy_cheong.jpg Honda-Batam
Amy Cheong, foto:Facebook

SINGAPURA, batamtoday - Sejumlah tokoh Melayu Singapura bereaksi keras terhadap komentar berbau rasis yang dikeluarkan petinggi NTUC, Amy Cheong. Mereka mendesak semua pihak agar tetap menjaga kemajemukan Singapura yang selama ini tertata apik dan tidak menyulut permusuhan.


Dikutip dari CyberitaAsia, Rabu(10/10/2012), Ketua Angkatan Karyawan Islam (AMP) dalam komentarnya mengungkapkan, pihaknya sangat mengutuk keras tindakan rasis dan meminta para pemimpin agar dapat berlaku arif dalam melihat perbedaan. Meski demikian, Ia tetap mendukung upaya pemerintah yang telah menunjukan sikap tegas dengan memecat Amy Cheong dari jabatannya. 

"Nampaknya masih ada segolongan yang masih tidak paham perbedaan budaya di sini. Reaksi pemerintah dan masyarakat sejauh ini jelas memberi petanda kuat bahawa sikap seperti itu sama sekali tidak boleh diterima," kata Ketua AMP, Azmoon Ahmad.

Tokoh Melayu lainnya, Moliah Hashim berpendapat, komentar melecehkan komunitas Melayu di Singapura tidak perlu terjadi jika para pemimpin dapat memahami perbedaan yang ada, bukan melihat segala sesuatu dari perspektif pribadi. Meski demikian, pihaknya tetap mendesak agar masyarakat Melayu tetap berlaku arif dan memaafkan tindakan tersebut.

"Yang lebih menyakitkan lagi adalah komentar yang sangat rasis itu dikeluarkan oleh orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan jabatan yang penting. Namun apapun itu, saat ini bukan waktunya untuk saling mendebat, karena tugas berat Singapura kedepan adalah menjaga bagaimana kemajemukan yang selama ini dibangun bisa tetap terjaga," kata Moliah Hashim yang juga pendiri Yayasan Melayu (Mendaki). 

Sementara itu, CEO Persatuan Pemuda Pemudi Islam Singapura (PPIS) Maznah Masop menilai bahwa reaksi masyarakat terhadap insiden komentar rasis yang dikeluarkan Amy Cheong melalui laman Facebooknya adalah potret bagaimana rasa sensitif mereka pada isu-isu sosial. 

"Insiden itu menunjukan bahwa meskipun usaha secara kolektif telah dilakukan untuk menggalakkan persatuan di kalangan akar rumput, namun perlu kiranya benar-benar dikaji apakah usaha yang dilakukan selama ini telah efektif dan dijalankan semua pihak?," jelasnya sembari menyindir sikap Amy Cheong yang jelas memiliki latar belakang pendidikan yang sangat mumpuni. 

Di tempat terpisah, Presiden Pertapis, Hussaini Abdullah, berpendapat langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memupuk adab dan budi bahasa anak-anak agar senantiasa peka pada agama dan komunitas yang berbeda.

"Kenyataannya Amy Cheong melampau (kelewat batas.red) dan biadab, bukan kepada masyarakat Melayu saja, bahkan semua rakyat Singapura yang mencintai hubungan baik sesama kita yang berlainan bangsa, agama dan latar belakang. Apa yang harus kita lakukan sekarang ialah memupuk budi pekerti dan budi bahasa serta mendidik anak cucu kita agar senantiasa peka dan menghormati agama dan budaya bangsa lain, sebagaimana kita ingin bangsa lain melakukan hal yang sama," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Asisten Direktur NTUC, Ami Cheong mengeluarkan komentar yang sangat melecehkan. Perempuan aktivis itu menulis dalam status Facebookny:

"Majlis perkahwinan di kolongkolong blok harus dilarang, sekiranya anda tidak mampu untuk menganjurkan perkahwinan yang sempurna, anda tidak sepatutnya bernikah"

"Orang Melayu sepatutnya membelanjakan Wang untuk majlis perkahwinan yang sempurna supaya kadar perceraian orang Melayu tidak menjadi tinggi"

Dua komentar ini lansung menuai banyak kecaman dari pengguna internet di Singapura. Dan hingga kini isu pelecehan etnis Melayu masih jadi perbincangan hangat di Singapura bahkan sudah merebak ke Malaysia.