Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hasil Investigasi

Diden Ternyata Bukan Korban Penembakan PDRM
Oleh : surya
Kamis | 04-10-2012 | 16:30 WIB
hardi_selamet.jpg Honda-Batam

PKP Developer


Ketua Komite III DPD RI Hardi Selamat Hoed

JAKARTA, batamtoday - Ketua Komite III DPD RI Hardi S Hoed menyatakan, WNI yang ditembak di Malaysia oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM) beberapa waktu hanya empat orang, bukan seperti yang ramai diberitakan lima WNI.


Dari keempat WNI itu, tiga berasal dari Batam Provinsi Kepulauan Riau dan satu WNI lagi asal Probolinggo Jawa Timur.

Hal itu diketahuinya dari investigasi dari keluarga korban penembakan, Pemko Batam dan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Malaysia, bahwa ada kesalahan dalam investigasi yang dillakukan KBRI.

"Saya yang ngurus pemulangan jenazah terakhir, yakni jenazah Hamid yang semula diduga sebagai Didin. Ketika di email dibilang jenazahnya Diden, tetapi begitu lihat foto jenazahnya ternyata bukan Diden, tetapi Hamid," kata Hardi di Jakarta, Kamis (4/10/2012).

Guna memastikan bahwa jenazah tersebut Hamid, dan bukan Diden, Hardi kemudian menghubungi istri Hamid, pihak kelurahan tempat tinggal Hamid, Pemko Batam dan pihak KBRI, yang dipastikan jenazah tersebut memang Hamid, bukan Diden.

"KBRI mengakui ada kesalahan identifikasi jenazah Hamid yang semula diduga Diden, berarti yang meninggal hanya empat orang. Setelah diketahui itu memang jenazah Hamid, kemudian kita urus pemulangan jenazahnya ke Batam," kata Senator asal Kepulauan Riau (Kepri) ini.

Sementara keberadaan Diden, kata Hardi, belum diketahui secara pasti apakah yang bersangkutan masih hidup meninggal. Sebab, kedatangan mereka hanya menggunakan paspor pelancong (kunjungan) dan bekerja di perkebunan-perkebunan sawit di Malaysia.

"Kita tidak tahu sekarang keberadaan Diden, yang pasti bukan korban penembakan PDRM. Mereka sulit terlacak karena menggunakan paspor pelancong, berbeda dengan TKI asal NTB menggunakan paspor resmi," katanya.

Terkait pelaku penembakan, lanjutnya, DPD RI tetap akan berusaha menyeret oknum PDRM yang menembak empat WNI tersebut ke meja hijau seperti pada pelaku penembakan 2 TKI asal NTB.

"Proses penembakan terhadap empat WNI tetap akan kita proses, dan kita minta PDRM yang terlibat dihukum. DPD akan mengawal proses hukumnya," kata Hardi S Hoed.

Empat WNI yang menjadi korban penembakan PDRM di Malaysia adalah Jony alias M Sin, Osnan dan Hamid. Ketiga jenazah telah di pulangkan dari Malaysia dan telah dimakamkan di Batam. Satu jenazah lagi Mahno dibawa ke Probolinggo, Jawa Timur dan dimakamkan di sana.