Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demonstrasi Buruh

60 Persen Aktivitas Industri di Batam Lumpuh
Oleh : ypn/dd
Rabu | 03-10-2012 | 16:09 WIB

BATAM, batamtoday - Aksi unjuk rasa sekitar 25 ribu buruh di Kota Batam pada hari ini, Rabu (3/10/2012), telah mengakibatkan 60% aktivitas industri di kota itu lumpuh.


Oka Simatupang, Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kota Batam mengungkapkan, unjuk rasa buruh telah berdampak negatif terhadap operasional perusahaan-perusahan di Batam.

"Secara umum, 60% aktivitas industri lumpuh karena unjuk rasa," katanya.

Dijelaskannya, berdasarkan informasi dari para manajemen perusahaan-perusahaan galangan kapal dan manufaktur yang beroperasi di setiap kawasan industri di Kota Batam, aksi unjuk rasa buruh telah memukul kegiatan industri mereka.

HKI mendapat laporan, 60% industri galangan kapal di kawasan Tanjung Uncang, Kabil, Batu Ampar dan Sekupang, telah lumpuh.

Kemudian 40% perusahaan-perusahaan manufaktur yang beroperasi di kawasan industri Batamindo (Muka Kuning) dan kawasan industri Panbil berhenti beroperasi.

Penghentian operasional industri juga dilakukan 60% dari jumlah perusahaan yang berada di kawasan-kawasan industri di daerah Batam Center.

Lumpuhnya sebagian besar industri di Batam itu akibat banyaknya karyawan yang meninggalkan pekerjaannya mengikuti aksi unjuk rasa.

Sebenarnya, kata Oka, menurut pengakuan para manajemen perusahaan, mereka tidak meliburkan para karyawannya meskipun sudah mengetahui akan ada aksi unjuk rasa buruh.

Namun karena hampir seluruh bagian pekerjaan ditinggalkan karyawannya maka manajemen memilih menghentikan operasional pada hari ini.

Tetapi banyak juga perusahaan menghentikan kegiatan industri dengan menutup lokasi perusahaannya untuk mengamankan aset produksi, khususnya di kawasan galangan kapal.

Dari pantauan sepanjang hari ini, hampir seluruh pengelola kawasan industri dan perusahaan memang menutup gerbang masuk dan menempatkan puluhan petugas keamanan berjaga di sana.

Meskipun pihaknya sudah mendapat laporan tingkat kelumpuhan industri akibat unjuk rasa buruh, namun, kata Oka, HKI belum menerima informasi jumlah kerugian yang dialami.

Tetapi dia memerkirakan, kerugian yang terjadi akibat penghentian operasional sebagian besar industri di Kota Batam pada hari ini mencapai ratusan miliar rupiah.

Kecam Demo

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri IR Cahya menilai pelaksanaan unjuk rasa oleh serikat pekerja di Batam telah melanggar aturan.

"Saya mengecam tindakan sweeping yang dilakukan anggota serikat pekerja kepada para karyawan yang ingin bekerja," ujarnya.

Menurutnya, banyaknya jumlah massa buruh yang mengikuti unjuk rasa karena adanya paksaan dari serikat pekerja.

Pihaknya mendapat informasi bahwa terjadi banyak tindakan sweeping oleh serikat pekerja kepada para karyawan yang tidak ingin berunjuk rasa saat akan masuk ke lokasi perusahaannya.

Mereka dipaksa turun dari angkutan, tidak dibolehkan masuk kerja dan diarahkan mengikuti unjuk rasa.

Cahya meminta aparat kepolisian mengusut tindakan sweeping tersebut karena dinilai telah merampas hak karyawan yang ingin bekerja.

Selain itu dia mengimbau kepada para pengusaha anggota Apindo untuk tidak memotong gaji para karyawannya begitu saja karena telah mengikuti unjuk rasa karena meyakini tidak semua dari mereka dengan sukarela ikut berunjuk rasa.

Cahya juga berharap kepada para pimpinan serikat pekerja untuk tidak melakukan unjuk rasa dengan ekskalasi yang tinggi karena akan mengganggu iklim investasi dan stabilitas industri di Kota Batam.

"Janganlah sedikit-dikit demo, sedikit-dikit demo, itu tidak ada manfaatnya. Bukan berarti kalau rusuh itu lebih hebat. Masih banyak sarana untuk berkomunikasi dan berdialog. Kalau terus-terusan begini, akan menghilangkan daya tarik Batam sebagai tujuan investasi," paparnya.