Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bintan Utara dan Serikuala Lobam, Tempat Limpahan Proyek Mubazir
Oleh : hrj/dd
Sabtu | 29-09-2012 | 13:53 WIB
Proyek-SPAM--IKK-Kemnetiran.gif Honda-Batam
Proyek SPAM di Bintan yang keberadaan mubazir.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Wilayah Bintan bagian Utara, terkesan hanya sebagai limpahan proyek yang mubazir dari kebijakan pemerintah. Beberapa proyek yang sampai saat ini, sudah dibangun dan mubazir diantaranya, proyek sistem penyediaan air minum (SPAM), pelabuhan speed boat di Desa Teluksasah, pelabuhan nelayan Mentigi Bintan Utara, yang nilai proyeknya menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah. 


"Bisa dilihat sejumlah proyek tersebut, sampai saat ini memang tidak maksimal bahkan kesannya hanya sia-sia dan hanya menghambur-hamburkan anggaran. Lantas dalam hal ini, sebenarnya siapa yang wajib bertanggungjawab," kata Umar Rangkuti, Sekretaris KNPI Serikuala Lobam (SKL), Sabtu (29/9/2012).

Karena menurutnya, keberadaan pembangunan selayaknya memberikan dampak kepada masyarakaa yang ada di sekitarnya. Namun yang terjadi, justru sebalinya dan tidak bisa dinikmati keberadaan oleh masyarakat dan justru hanya jadi tontonan belaka.  

"Kita tidak tau, apakah sebuah proyek tidak dilakukan survei, sehingga hasilnya tidak maksimal," imbuhnya.

Belum lagi kata Umar yang juga ketua PAC PDIP Serikuala Lobam, keberadaan RSUD Kepri Tanjunguban, yang sampai saat ini pembangunannya pun sebagian terbengkalai. Selain itu, masalah pelayanan juga banyak dikeluhkan oleh masyarakat, yang seharusnya manjadi perhatian pemerintah. karena, pihak manajemen RS tersebut juga mengeluhkan kurnagnya tenaga medis yang membuat pelayanan kurang maksimal. 

Sementara itu, Timbul Sianturi, mantan anggota DPRD Bintan priode 2004-2009, justru menyoroti proyek pembangunan SPAM di wilayah Serikuala Lobam. Dimana, sudah berapa lama pengerjaannya, namun smapai saat ini, masyarakat tidak pernah mendengar kapan air akan dialirkan. 

"Pada saat ini, mengeluhkan kekurangan air, pada hal SPAM tidak tanggung-tanggung diresmikan langsung oleh Gubernur Kepri. Nyatanya di lapangan justru nol besar. Belum lagi berbicara masalah kelayakan konstruksi dan bahan yang digunakan," tegasnya.

Belum lagi kata Sianturi, masalah lain yang juga sampai saat ini, menjadi permasalahan sangat krusial adalah keberadaan RSUD Kepri di Tanjunguban, dimana masyarakat justru menjadi gerah karena pelayanan yang kurang maksimal dan hal tersbeut sudah berlangsung lama. Sayang pemerintah kesanya, justru kurang memperhatikan keberadaan RS tersebut. "Jangan sampai RS yang sudah dibangun megah, tapi pelayanan semakin lama justru semakin tidak memuaskan," tambahnya. 

Kepada aparat penegak hukum, Sianturi berharap agar bisa melakukan kroscek kelapangan dan mengusut terkait sejumlah proyek pembangunan yang sudah ada namun terbengkalai. "Jangan sampai kesannya, ada proyek hanya untuk bagi-bagi kue dan kepentingan," imbuhnya.