Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Musim Utara, Limbah Minyak Hitam Mulai Hampiri Perairan Kawasan Wisata Lagoi
Oleh : Harjo
Senin | 29-01-2024 | 19:09 WIB
2901_LIMBAH-MINYAK-023923981.jpg Honda-Batam
Anggota TNI AL, Pangkalan PLP dan anggota Polisi membersihkan limbah minyak hitam yang sudah muncul di Perairan Bintan. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Memasuki musim angin utara, limbah minyak hitam mulai muncul di perairan Bintan, seperti di pantai kawasan wisata Lagoi hingga perairan Teluk Sebong, Bintan Utara dan lainnya.

"Saat ini limbah tersebut muncul di pantai dan perairan Kawasan Wisata Lagoi hingga Desa Berakit," ungkap Kepala Pangkalan Penjaga Laut dan Pantai (PLP) Tanjung Uban, Sugeng Riyono, Senin (29/1/2024).

Diakui, permasalahan limbah hitam yang selalu menghantui perairan Bintan memberikan dampak buruk kepada sektor pariwisata serta aktivitas nelayan.

"Memang sudah menjadi masalah dari tahun ke tahun, yang belum ada menemukan solusinya secara nyata. Karena setiap musim angin utara, limbah minyak tersebut selalu menjadi momok, mencemari pantai hingga merusak jaring milik masyarakat. Kalau sudah pantai tercemar, hanya melakukan pembersihan agar pantai kembali steril," ungkapnya.

Pihak Pangkalan PLP kelas II Tanjung Uban, tentu terus memberikan himbauan kepada semua pihak, agar menghilangkan kebiasaan membuang limbah dan sampah ke laut.

"Selain masalah limbah, personil selalu patroli sebagai antisipasi gangguan pelayaran. Dimana dalam dua minggu belakangan kita standby di laut, tapi tidak ada informasi masalah limbah, tapi baru kapal patroli sandar, justru limbah datang," ungkapnya.

Senada, Kasat Polairud Polres Bintan, Iptu Sarianto membenarkan permasalahan limbah minyak memang sudah mulai masuk perairan Bintan. Pihaknya berkordinasi dengan berbagai pihak seperti Pangkalan PLP, Dinas Lingkungan Hidup, TNI AL dan pihak terkait lainnya untuk mengatasi hal itu.

"Permaslahan ini, sudah dilaporkan hingga pemerintah pusat. Untuk limbah sudah dibersihkan agar tidak mencemari lingkungan lainnya," terangnya.

Editor: Yudha