Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Mangsang Ngamuk, Operator dan Alat Berat Diusir
Oleh : kli/ypn
Senin | 24-09-2012 | 17:33 WIB


BATAM, batamtoday - Puluhan warga dari kelurahan Mangsang ngamuk di lokasi pengerjaan proyek pengaspalan lokasi Bidaayu Pintu 1 RT01/RW15. Tiga unit alat berat dan operator diusir oleh warga saat melakukan pengaspalan jalan menuju sekolah swasta Laksamana. Bahkan sempat terjadi insiden cakar-cakaran antara operator dengan salah seorang warga, Senin (24/9/2012) sekitar pukul 13.00 WIB.


Menurut beberapa warga yang ngamuk di lokasi proyek, aksi ini mereka lakukan lantaran jalan lintas mangsang yang sudah rusak parah tak juga diperbaiki. Padahal, jalan tersebut merupakan priotitas pembangun di daerah Sebeduk.

Sementara, jalan sepanjang 200 meter menuju sekolah Laksamana miliknya anggota dewan Jauhin Hutajulu diperbaiki dan diaspal menggunakan dana APBD Pemko Batam tahun 2012.

"Kami tak terima jalan untuk kepentingan umum diabaikan, sementara jalan yang hanya dilalui beberapa orang diaspal dengan sangat bagus," kata Heri salah seorang warga.

Ketegangan antara warga dengan pihak operator alat berat tak terelak lagi. Pasalnya, operator yang melakukan pengaspala tak mengindahkan teguran warga. Beruntung aksi ini dapat diredam oleh Kapolsek Seibeduk, AKP Zalukhu yang turun langsung ke lokasi.

"Untuk sementara diamankan dulu, dari pada ribut," ujat Zalukhu di lokasi.

Nurdin Arianto, ketua RW02 Mangsang yang ikut dalam rombongan warga mengatakan aksi protes ini sudah yang sekian kalinya mereka lakukan. Namun, Pemko Batam dan pihak-pihak terkait tak mau mengubris permintaan warga.

"Sepertinya proyek di Seibeduk ini sudah mengarah terhadap kepentingan pribadi oleh anggota Dewan. Mereka tak lagi memperdulikan kepentingan masyarakat banyak," kesal Nurdin di lokasi.

Informasi di lapangan, sebenarnya ada tujuh proyek yang dikerjakan di lokasi Seibeduk. Namun, dari ketujuh proyek itu tak satupun yang pernah dibahas dalam musrembang, sementara yang menjadi prioritas sama sekali tak tersentuh oleh pembangunan.

Selain itu, tujuh proyak peningkatan jalan di lokasi Seibeduk di tempatkan berdasarkan kepentingan pribadi oleh anggota dewan, seperti Muhammad Yunus di lokasi Puri Agung III RW23, dan Jauhin Hutajulu di lokasi sekolah Laksamana.

Beberapa proyek lain yang belum disebutkan letaknya belum diketahui pasti, namun yang menjadi permasalahan utama bagi warga kususnya warga mangsang adalah kedua proyek yang diprotes secara langsung.

"Proyek yang ada di Seibeduk saat ini melenceng semua. Tak ada yang sesuai harapan warga, semua ditempatkan di lokasi para anggota dewan," kata Nurhafandi ketua LPM Mangsang.

Dengan adanya beberapa aksi protes ini, kata Nurhafandi pemerintah supaya lebih tanggap dan meletakkan proyek yang tepat sasaran bersentuhan langsung dengan warga banyak. Semua proyek yang merupakan kepentingan anggota dewan agar dihentikan.

"Kami minta semua proyek yang merupakan kepentingan anggota dewan di daerah Seibeduk ini dihentikan. Dan jalan yang diperjuangkan warga agar segera diperbaiki," sebutnya.

Pantauan batamtoday di lokasi, setelah polisi turun langsung ke lokasi, puluhan warga membubarkan diri. Sementara proyek pengaspalan jalan itu dihentikan sementara.