Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menko Airlangga Nilai IMT-GT Hadirkan Kawasan Terintegrasi di Selat Malaka dan Bangkitkan Pariwisata
Oleh : Aldy Daeng
Jumat | 29-09-2023 | 17:08 WIB
Menko-IMT-GT1.jpg Honda-Batam
Pertemuan Indonesia-Malaysia-Thailand yang tergabung dalam Growth Triangle (IMT-GT). (Aldy/BTD)

BATAMYODAY.COM, Batam - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pertemuan Indonesia-Malaysia-Thailand yang tergabung dalam Growth Triangle (IMT-GT) bertujuan mempererat perannya di selat Malaka.

Selain itu, forum IMT-GT juga bisa menjadi ajang untuk meningkatkan pariwisata, dengan menghadirkan kawasan terintegrasi, inovatif, inklusif, hijau, dan berkelanjutan di tahun 2036.

Menteri Airlangga juga menyampaikan, dengan 30 tahun kerja sama IMT-GT juga merupakan forum yang memprioritaskan pembangunan dan ekonomi di daerah yang melibatkan seluruh pemerintahan ataupun kementerian negara.

"Dengan tumbuhnya ekonomi koridor di kawasan IMT-GT diharapkan dapat mempererat peran di Selat Malaka, terutama untuk pariwisata dimana, hal itu menjadi salah satu andalan di IMT-GT," ujar Airlangga usai melakukan pertemuan dalam forum IMT-GT, di Hotel Merriot HarbourBay Batam, Jumat (29/9/2023).

Airlangga menjelaskan, selama 30 tahun kerja sama yang telah terjalin, sejumlah kemajuan telah diraih diantaranya, yaitu produk domestik bruto (PDB) pada tahun 1993 sebesar Rp 20 miliar, dan berhasil meningkat mencapai Rp 406 miliar.

Selain itu, pada tahun 2021 investasi dan perdagangan juga meningkat, dimana sektor perdagangan meningkat hingga sekitar USD 20 miliar.

"Kemudian wisatawannya sudah bangkit kembali. Dan ini adalah hal-hal kongkrit yang terus didorong," terangnya.

Selain itu, kata Airlangga, beberapa hal juga dibahas untuk dimasa mendatang, yaitu perlunya meningkatkan ekonomi hijau yang menjadi kunci pembiayaan dan pertumbuhan ekonomi hijau.

"Perkembangan hilirisasi karet dan kelapa sawit menjadi penting karena tiga negara ASEAN (Indonesia, Malaysia dan Thailand) ini merupakan produsen utama karet dan sawit," ungkapnya.

Iya juga menyebutkan, ada beberapa hal yang dibahas dalam IMT-GT di masa mendatang. Antara lain, ekonomi hijau (green economy) hingga green growth. “Ada juga pengembangan industri kreatif dan digital yang berbasis halal. Serta sinergi antar kawasan yang menjadi penting,” kata Airlangga.

"Dalam rapat yang dilakukan, dilaporkan juga ada 36 proyek konektivitas di tahun 2023 dengan nilai 57 miliar dolar. Ada kawasan ekonomi khusus, lokasinya ada di 152 titik dengan investasi 434 miliar dolar, juga ada juga kerjasama hilirisasi," sambungnya.

Sementara, Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli mengatakan kedepan Indonesia Malaysia Thailand akan melalui berbagai permasalahan ekonomi secara global, untuk itu melalui forum IMT-GT menjadi salah satu upaya untuk menyatukan sebuah tujuan agar peningkatan ekonomi menjadi lebih baik dan menjadi kuat kedepannya.

"Dalam membangun suatu kesatuan ekonomi, kami melihat, IMT GT ini sangat penting. Dimana dengan kebersamaan, tentangan ekonomi global bisa dihadapi 'We are Strong Together'," ungkap Rafizi

Dilokasi yang sama, Wakil Menteri Keuangan Thailand Julapun Amornvivat menyampaikan, Thailand juga memberikan perhatian dan arahan mengenai isu spesifik, seperti peningkatan koridor ekonomi dan penerapan ekonomi biru, menurutnya, saat ini Thailand memiliki peran yang cukup besar terkait hal itu.

"Kami bangga melihat negara IMT-GT telah bergabung dan bersama-sama mengembangkan pembayaran lintas batas. Hal itu juga mencakup bisnis lokal dan penyedia layanan guna mengoptimalkan aliran modal dan meningkatkan pelayanan untuk rakyat kami," kata Julapun.

Editor: Yudha