Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tembak Mati Lima WNI

SBMI Kutuk Keras Polisi Diraja Malaysia
Oleh : dodo
Kamis | 13-09-2012 | 11:15 WIB
nisma_abdullah.jpg Honda-Batam
Nisma Abdullah, ketua Serikat Buruh Migran Indonesia.

BATAM, batamtoday - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) mengutuk keras penembakan Polisi Diraja Malaysia terhadap lima Warga Negara Indonesia yang menjadi buruh migran di negara tersebut dengan tuduhan melakukan tindak kejahatan.


"Kami mengutuk keras tindakan (penembakan-red.) itu. Hal ini merupakan pembunuhan dan tindakan penghinaan Malaysia terhadap Indonesia," kata Nisma Abdullah, ketua umum SBMI dalam perbincangan dengan batamtoday, Kamis (13/9/2012).

Perlakuan Polisi Malaysia itu, menurut Nisma selain merupakan penghinaan terhadap Indonesia, juga merupakan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) karena tidak dilakukan pembuktian terlebih dahulu terhadap tindak kejahatan yang dituduhkan kepada kelima WNI itu.

SBMI, lanjutnya, sangat tidak percaya bahwa kelima WNI melakukan kejahatan mengingat beberapa kali kejadian penembakan terhadap para pekerja Indonesia yang mengadu nasib di Negeri Jiran tersebut selalu didasari alasan kriminal tanpa pembuktian.

Nisma menyebutkan organisasinya mencatat beberapa kali telah terjadi penembakan yang dilakukan oleh Polisi Malaysia terhadap para pekerja Indonesia.

Pada Maret 2012 lalu, tiga pekerja Indonesia asal Nusa Tenggara Barat ditembak mati di Negeri Sembilan. Menyusul pada Juni 2012, tiga pekerja asal Jawa Timur dihadiahi timah panas hingga tewas di Kuala Lumpur.

"Dan sekarang ada lima lagi yang ditembak mati," ujarnya dengan geram.

Ironisnya, kata Nisma, tuduhan kejahatan terhadap tiga pekerja asal Jawa Timur itu tidak bisa dibuktikan oleh Polisi Malaysia.

Seperti diberitakan sebelumnya, tindakan biadab dilakukan oleh Polisi Malaysia terhadap warga negara Indonesia. Lima warga negara Indonesia, Osnan alias Simon, Hamid, Diden, Mahnoh dan Joni ditembak mati oleh Polisi Diraja Malaysia karena dituduh merampok di Ipoh Perak, Pulau Pinang, Malaysia.

Yang sangat tidak manusiawi, organ tubuh mereka diambil. Dari kelima korban penembakan tersebut empat diantaranya warga Batam, terkecuali Mahnoh yang berasal dari Madura, Jawa Timur.