Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mazli, Napi Narkoba Jago Seni Airbrush

Kungkungan Jeruji Besi Makin Pertajam Inspirasi
Oleh : ah/dd
Rabu | 12-09-2012 | 10:34 WIB
mazli-napi.gif Honda-Batam
Mazli saat beraksi menuangkan inspirasi seninya.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Penjara atau bui sering dianggap sebagai tempat buangan bagi seseorang yang bersinggungan dengan hukum. Dijebloskan ke hotel prodeo itu banyak diartikan sebagai akhir dari sebuah kebebasan.


Kebebasan itu terampas dan hanya dibatasi oleh jeruji besi maupun tembok tinggi yang mengelilingi tempat tinggal warga binaan menghitung hari menjalani vonis hukuman.

Namun pendapat itu, tak berlaku bagi seorang Mazli (37), warga negara Singapura yang menjadi narapidana kasus narkotika di Rumah Tahanan Tanjungpinang.

"Penjara adalah tempat saya mempertajam inspirasi seni," kata Mazli kepada batamtoday, Selasa (11/9/2012).

Pernyataan itu sempat menimbulkan penasaran di benak batamtoday. Sejurus kemudian, Mazli mengarahkan langkah kaki menuju sebuah workshop mini di sebuah ruangan di tengah rutan.

Berbagai karya seni lukis ditunjukkannya dengan bangga.

"Ini hasil karya saya," ujarnya.

Belasan karya seni lukis yang dituangkan ke dalam media kertas tampak beragam, namun rata-rata mengusung tema realis berupa lanskap atau pemandangan.

Bukan seni lukis konvensional menggunakan goresan kuas, namun karya yang dihasilkan oleh Mazli merupakan seni lukis dengan wahana airbrush atau cat semprot.

Mazli mengaku bakat seni airbrush ini telah dimilikinya sejak masih remaja dan tinggal di Singapura. 

Banyak karya yang telah dihasilkannya, namun sindikat narkotika sempat menghentikan sesaat bakat seni itu dan menjerumuskannya ke bisnis haram yang lantas mengantarkannya ke balik jeruji besi.

Usai divonis 4 tahun pada tahun 2011 oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjungpinang, Mazli langsung menempati sel tahanan Rutan Tanjungpinang. 

Beberapa bulan menghuni rutan tersebut, Mazli sempat frustasi. Lembar kertas yang tak berguna menjadi sasaran pelampiasannya dengan menggambar berbagai objek.

Bakat Mazli dalam bidang seni ini terpantau oleh Misbahuddin, kepala Rutan Tanjungpinang. Oleh Misbahuddin, Mazli ditanya mengenai bakat apa yang dimilikinya dan dijawabnya bahwa dirinya memiliki kemampuan dalam seni airbrush.

Gayung pun bersambut dan Misbahuddin memberikan dukungan berupa pengadaan alat untuk menyalurkan bakat seni yang dimiliki Mazli.

Adanya alat airbrush semakin membangkitkan gairah seni Mazli. Namun bukan hanya lukisan, Mazli juga selalu siap sedia jika diminta oleh pihak rutan untuk membuat papan penunjuk dari media kayu.

Bahkan, saat pemberian remisi kemerdekaan pada 17 Agustus 2012 lalu, karya seni yang dihasilkan Mazli ini sempat menarik perhatian Gubernur Provinsi Kepri, HM Sani.

Sebuah lukisan pemandangan Pulau Penyengat dari seni airbrush dipersembahkannya kepada Sani. 

Sementara, kepada para wartawan yang saat itu meliput, Mazli menawarkan diri untuk membuat seni lukis airbrush di helm para jurnalis itu tanpa dipungut biaya.

"Sebetulnya bukan hanya bakat saya saja yang tersalurkan, namun juga rekan-rekan warga binaan lainnya yang menghuni di sini," kata Mazli.

Hal itu dibenarkan oleh Misbahuddin. Dia mengatakan kepada para warga binaan, pihak rutan menyediakan sebuah workshop yang bisa digunakan sebagai tempat berkreasi dan menghasilkan karya.

"Ada banyak karya selain lukisan Mazli, seperti miniatur perahu, kursi maupun rak yang sebetulnya memiliki nilai ekonomi tinggi," kata dia.

Misbahuddin mengharapkan melalui kreatifitas dan karya yang dibangun oleh para warga binaan ini dapat dijadikan bekal hidup saat kembali ke masyakarat nantinya.