Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

COP: Orangutan Tewas, BKSDA Lambat Respon Laporan
Oleh : Andri Arianto
Kamis | 24-02-2011 | 20:50 WIB

Kaltim, batamtoday - Center of Orangutan Protection (COP) menilai tewasnya satu Orangutan peliharaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Samarinda tak lepas dari lambannya penanganan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.

COP, melalui Hardi Baktiantoro, Principal COP dalam keterangan persnya, Kamis 24 Februari 2011 menegaskan kepada pihak BKSDA untuk bertindak cepat dalam penanganan spesies langka seperti Orangutan.

Dengan kejadian tersebut, COP berharap kedepan tidak ada lagi penemuan Orangutan yang tewas karena tidak diurus BKSDA sebab tidak seharusnya orangutan mati karena tidak tertolong. Dikatakannya, lembaga-lembaga Konservasi Ex Situ termasuk Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orangutan tidak sepantasnya menolak untuk menolong orangutan karena mereka dibayar dan mengumpulkan donasi dari masyarakat atas nama orangutan.

“Tidak seharusnya orangutan menderita karena alasan manajemen," tukas Hardi.

Saat ini 2 orangutan berusia kurang dari 2 tahun menderita dalam perawatan BKSDA Kaltim. Kandang yang ada tidak memenuhi standard kesejahteraan satwa. Mereka kehujanan dan kepanasan. Dikhawatirkan, mereka akan mati jika tidak segera dievakuasi ke Yayasan BOS di Samboja Lestari.”

COP juga lanjut Hardi meminta agar Kementerian Kehutanan segera memberikan ijin Lembaga Konservasi Ex Situ kepada Pusat Penyelamatan Satwa Jogja. Dengan begitu, orangutan
-orangutan yang saat ini dipelihara illegal dan yang dipelihara dengan buruk oleh Kebun Binatang Taru Jurug Solo, Taman Rekreasi Rominsi Kartasura, Kebun Binatang Mangkang Semarang dan Taman Satwa Wersut Seguni dapat segera dievakuasi.

Selain itu, COp juga mendesak Kementerian Kehutanan menginstruksikan seluruh BKSDA agar responsif dalam menerima laporan kejahatan atas satwa liar agar kematian dapat dicegah.