Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bintan Kini Miliki Batik Khas, Buah Karya Anak-anak Difabel
Oleh : Harjo
Minggu | 20-08-2023 | 15:04 WIB
batik_bintan_b.jpg Honda-Batam
Batik hasil karya anak difabel Bintan yang dipamerkan dalam Iven Muda Fest di Lagoi Bay Bintan (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Sejak sekitar tahun lalu, Yayasan Cahaya Lentera Difa Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara, sudah mulai membatik dengan motif khas atau bermuatan lokal terutama Bintan.

Pembina Yayasan Cahaya Lentera Difa, Rudi kepada BATAMTODAY.COM, di Lagoi Bay, Kawasan Pariwosata Lagoi (KPL) Bintan, Minggu (20/8/2023), menyampaikan, yayasan di bawah binaan PT Bintan Industrial Estate (BIE) Lobam, sejak sekitar satu lalu, sudah memulai pengerjaan membatik dengan menampilkan motif atau corak khas Bintan atau muatan lokal.

Walaupun sejauh ini, untuk bahan dasar atau bahan baku seperti kain, masoh didatangkan dari pulau Jawa, seperti Solo, Jogjakarta dan pekalongan.

Namun untuk membuat motif dan corak, murni secara manual.hasil karya anak Bintan.

"Para pembatik, sejauh ini sebagian besar adalah anak-anak Difabel atau lulusan dari SLB Bintan," ungkapnya.

Rudi menjelaskan, awal memberdayakan anak-anak difabel lulusan SLB ini, karena sebelumnya pihaknya melihat bakat dan minat dari anak-anak yang berkebutuhan khusus dan penyaluran bakatnya.

Sehingga munculnya ide, untuk memberdayakannya secara langsung dengan memulai membatik, setelah melihat hasil karya yang sudah jadi sangat menjanjikan.

Dalam perjalanannya sudah satu tahun, sudah beberapa motof dan corak yang sudah diproduksi melalui tangan-tangan manual para anak-anak difabel.

Dijelaskan, dalam membatik saat ini ada dua kategori, diantaranya membatik tulis dan membatik dengan cap serya kombinasi. Ada pun motif dan corak yang sudah diproduksi diantaranya, motif ikan sembilang, ranga, dugong, dengan berbagai jenis dan bentuk, semua prodak Identik dengan laut sesuai dengan geografis daerah Kepri.

Dalam membatik, baik batik tulis dan cap serta kombinasi, mulai awal proses membatik hingga selesai untuk ukuran baju orang dewasa cukup memakan waktu.

Untuk membati cap dalam satu minggu bisa menghasilkan lima produk, sebaliknya batik tulis dua minggu 1 buah prodak.

"Hingga saat ini, pembatik.yang ada di yayasan adalah anak difabel dengan tenaga sebanyak.8 orang," paparnya.

Hingga saat ini, kata Rudi untuk pemasaran hasil karya yayasan ini, masih sebatas instansi dan kantor pemerintahan, ada pun harga mulai dari kisaran Rp 250 ribu hingga Rp 2 juta, tergantung bahan yang dipesan secara khusus.

"Intinya saat ini, Bintan sudah ada pembatik sendiri, yang benar-benar dibuat dan kerjakan oleh anak-anak Bintan. Semoga kedepan ini bisa semakin berkembang, tentunya tidak lepas apa bila mwndapatkan dukungan dari pemerintah dan instansi serta lainnya," pungkasnya.

Editor: Surya