Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pembangunan SPBU Baloi Kusuma

Pengusaha Tak Hiraukan Penolakan Warga
Oleh : hz/dd
Jum'at | 07-09-2012 | 16:32 WIB
plang-pembangunan-spbu.gif Honda-Batam
Plang IMB pendirian SPBU Baloi Kusuma.

BATAM, batamtoday - Meski telah mendapat penolakan dan protes keras dari masyarakat Baloi dan sekitarnya, pihak pengusaha masih terus  melanjutkan pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di kawasan Baloi Kusuma di depan BCS Mall.


Pantauan batamtoday, pengerjaan proyek pendirian SPBU itu, terus berjalan tanpa adanya hambatan dan tindakan tegas dari pihak terkait yang berwenang. Padahal pendirian SPBU tersebut berdekatan dengan lingkungan warga setempat, baik pemukiman penduduk maupun tempat usaha.

Tak menggubris penolakan masyarakat, para pekerja dengan sibuknya mengoperasikan alat berat menggali tanah untuk menempatkan tanki-tanki sebagai penampung BBM. Bahkan tampak, galian sepertinya sudah siap untuk menempatkan tanki yang segera ditanam di dalam tanah.

"Coba lihat lokasinya, sudah sempit nanti ujung-ujungnya bikin macet warga dan pengguna jalan. Belum lagi nanti ada kesalahan, tak menutup kemungkinan bisa meledak dan membahayakan warga," ujar Roni, warga Baloi Kusuma kepada batamtoday, Jumat (7/9/2012).

Lebih mengherankan lagi, meski pendirian SPBU tersebut melanggar ketentuan dan aturan, di antaranya minimal ada jaraknya 5 KM dari SPBU yang sudah ada, kemudian harus jauh dari pemukiman penduduk dan kawasan umum. Sudah jelas di Baloi ada tiga SPBU yang sudah beroperasi. Pertama SPBU Baloi di depan Polresta Barelang, kemudian SPBU Baloi dekat UIB.

"Masa dalam radius yang kurang dari 5 KM, sudah berdiri lagi SPBU yang baru dengan lokasi yang sama di Baloi juga, ini perlu dipertanyakan keberadaannya," terangnya.

Senada dengan Roni, Andri warga yang lain mengatakan seharusnya pihak terkait dalam hal ini Pemko Batam dan Pertamina, jangan asal memberikan izin hanya karena ada unsur-unsur tertentu, tapi yang lebih diutamakan keselamatan warga yang berdekatan dengan SPBU tersebut.

"Yang penting dipertimbangkan itu kenyamanan dan keselamatan warga sertempat, harus diantisipasi dampak yang ditimbulkan jika terjadi ledakan pada tanki BBM yang ditanam, ini juga ancaman bagi warga," tegasnya.

Sementara itu, salah satu pekerja yang melaksanakan pekerjaan SPBU Baloi Kusuma tak bisa berbuat banyak dan hanya menjalankan perintah atasan saja.

"Saya dan kawan-kawan di sini cuma pekerja. Namanya juga perintah, maka disuruh kerja ya kita kerjakan. Soal itu ada persoalan perizinan dan melanggar ketentuan, kita gak punya kewenangan soal itu," ujarnya singkat.