Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perangi Wabah DBD, Singapura Gandeng Indonesia dan Malaysia
Oleh : Redaksi/M
Kamis | 30-08-2012 | 11:06 WIB
CEO_NEA_Andrew_Tan-batamtoday.jpg Honda-Batam
CEO NEA Singapura, Andrew Tan, foto:ChannelNews Asia

SINGAPURA, batamtoday - Untuk menangani persoalan wabah demam berdarah, Singapura mengajak dua negara tetangga, Malaysia dan Indonesia untuk membentuk wadah bersama yang diberinama UNITEDengue. 


Di bawah jaringan yang dinamakan UNITEDengue itu, para anggota dapat memanfaatkan satu anjungan database online, di mana berbagai informasi akan dibagi seperti bukti kejadian penyakit demam berdarah dan virus terkait. Sehingga wabah di ketiga negara dapat terpantau dengan efektif. 

Saat ini, jaringan UNITEDengue beranggotakan Badan Lingkungan Nasional (NEA) dari Singapura, Departemen Kesehatan Malaysia dan Universitas Andalas di Padang, Indonesia.

"Dengan UNITEDengue dan sharing informasi tentang virus dan pemantauan kasus, kami percaya wilayah ini akan tersedia peringatan dini tentang kondisi penyakit demam berdarah dan memungkinkan setiap negara menangani masalah itu dengan lebih baik," ujar CEo NEA, Andrew Tan, dikutip dari Cyberita, Kamis(30/8/2012). 

Sejak 2005, Singapura memang telah mengembangkan sistem peringatan berteraskan pemantauan virus dan analisis. Maraknya wabah demam berdarah di kawasan Asia Pasifik tentu saja menjadi perhatian khusus.

"Kami berharap dengan UNITEDengue, NEA akan diberi peringatan rinci seperti jenis denggi yang menyerang, sejak enam bulan sebelum penularan penyakit itu. Begitu juga sebaliknya para anggota akan saling bertukar informasi yang sama," cetusnya.

Penyakit demam berdarah dan demam beserta pendarahan akibat demam berdarah terus membelenggu negara-negara kawasan tropis. Bahkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 70 persen dari 3,6 miliar warga dunia yang berisiko tinggi penyakit tersebut menetap di kawasan Asia Pasifik.