Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Singapura Bakal Umumkan Grand Strategi Tingkatkan Angka Kelahiran
Oleh : Redaksi/M
Senin | 27-08-2012 | 11:45 WIB
angka_kelahiran_Singapura.jpg Honda-Batam
Bayi-bayi yang ada di salah satu rumah sakit di Singapura, foto:Mediacorp

SINGAPURA, batamtoday - Pemerintah Singapura saat ini telah mempertimbangkan berbagai usulan terkait penyelesaian masalah merosotnya angka kelahiran (TFR). Bahkan dari usulan-usulan tersebut saat ini telah dibahas untuk selanjutnya akan dituangkan dalam grand strategi peningkatan jumlah penduduk Singapura.


Demikian disampaikan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dalam rapat terbatas tadi malam, Minggu(26/8/2012). 

"Strategi itu akan kita umumkan pada Januari 2013 mendatang," katanya. 

Dikutip dari Cyberita, Senin(27/8/2012), saat ini Divisi Kependudukan dan Bakat Nasional (NPTD) sedang melakukan penelitian terkait rencana-rencana yangf akan ditempuh. Termasuk apakah kedepan pemerintah akan memberlakukan insentif tambahan bagi pasangan yang memiliki anak lebih dan juga pemberlakukan cuti tambahan bagi seorang ayah yang istrinya sedang melahirkan anak mereka. 

"Juga bagaimana mengatur keutamaan mereka mendapat flat (rumah susun.red) dari lembaga perumahan (HDB) Singapura," kata Lee Hsien Loong yang juga putra dari Lee Kwan Yew itu.

Tidak hanya itu, lanjut Lee Hsien Loong, kampanye seputar pentingnya nikah muda akan terus digalakkan. Hal ini untuk memberikan stimulus pada pemuda Singapura untuk segera membina keluarga kecil dan melahirkan anak. Tentunya dengan tetap menjaga bagaimana ekonomi mereka tetap terjamin. 

"Segala kebijakan yang akan dikeluarkan nantinya tentu akan memperhatikan semua itu, agar Singapura mampu bersaing di masa yang akan datang," ujarnya.

Seperti diketahui, Singapura saat ini memang dihadapkan dengan merosotnya angka kelahiran. Bahkan dari analisis lembaga terkait di negeri Pulau itu, diperkirakan pada 2030 jumlah penduduk manula di Singapura akan sangat besar, dan disaat yang sama, angka usia produktif akan menurun drastis sehingga banyak sektor usaha yang kekurangan tenaga kerja.