Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Miris, Aset Kapal Puskesmas Pemkab Bintan Dibiarkan Teronggok di Hutan Bakau
Oleh : Syajarul Rusydy
Kamis | 09-03-2023 | 19:56 WIB
20230215_161915.jpg Honda-Batam
Kondisi kapal puskesmas di hutan bakau wilayah Sei Enam, Kecamatan Bintan Timur. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Aset negara berupa satu unit kapal puskesmas antar pulau teronggok tak terurus di hutan bakau wilayah Sei Enam, Kecamatan Bintan Timur. Kapal yang ditaksir bernilai ratusan juta rupiah itu seakan dibiarkan rusak dan habis dimakan waktu.

Dari pantauan BATAMTODAY.COM, kapal tersebut berbahan fiber. Kondisinya memprihatinkan karena sudah cat mulai terkelupas, mesin kapal tidak berada di badan kapal, kini teronggok di selat yang ada di wilayah Sei Enam Kijang, Kecamatan Bintan Timur.

Sementara, Tokoh Pemuda Bintan Asri Suherman mengatakan kapal tersebut tak seharusnya dibiarkan begitu saja. Karena untuk pengadaannya tentu negara tidak mengeluarkan sedikit uang, jika ditaksir harga kapal tersebut bisa mencapai ratusan juta rupiah.

"Apa semua barang negara seperti itu, jika dinilai tak lagi bisa digunakan dibiarkan begitu saja," kata pria yang akrab disapa Eman saat ditemui di Kijang, Kamis (9/3/2023).

Menurut Eman jika barang yang dibeli menggunakan uang negara tidak akan rusak parah seperti itu, jika pemegang amanah mampu merawat dan menjaganya dengan baik.

"Saya rasa gak bakal seperti itu kondisinya, kalau memang dirawat. Buktinya kapal itu sampai sekarang masih mengapung dan belum ada bocor dari badan kapal," sebut Eman.

Harusnya, kata Eman, pemerintah dapat memelihara dan menjaga dengan baik, agar tidak perlu lagi mengeluarkan uang banyak untuk pengadaan yang sama. "Kalau lah barang yang rusak semua dibiarkan begitu aja, uang yang harusnya bisa digunakan untuk kepentingan yang lain, hanya habis di situ-situ saja," timpal Eman.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesahatan Kabupaten Bintan, Gama Isnaeni mengatakan kapal tersebut sudah berumur 23 tahun, sehingga tak layak lagi digunakan. Karena dapat membahayakan penumpang maupun pengumudinya jika dipaksakan beroprasi.

"Ya udah lapuk, sudah 23 tahun. Membahayakan," ujar Gama saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp belum lama ini.

Editor: Yudha