JAKARTA, batamtoday - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie mengharapkan di tengah persoalan kemasyarakatan perlu ada saling menghargai. Dan, perbedaan jangan dijadikan pemicu untuk bertikai atau konflik.

"Penghargaan kepada keberagamaan, pluralisme dalam bingkai kebangsaan dan harus memberikan penguatan bagi nation and character building," jelas Marzuki pada pengantar sidang dalam acara pidato kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT ke-67 RI, di gedung Nusantara, DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2012),

Menurut Marzuki, walau Indonesia sudah merdeka selama 67 tahun masih banyak yang harus dibenahi. Sejak bergulirnya reformasi 1998, kemerdekaan politik dan ekonomi telah diraih tapi perlu perbaikan lagi.

"Walaupun kita telah melalui reformasi di bidang politik, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan sejak 1998. Namun, kita masih merasakan bahwa masih banyak yang harus di rawat dan dikelola secara baik dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat," kata dia.

Marzuki berharap pada peringatan kemerdekaan ini menjadi momentum bagi segenap bangsa Indonesia untuk bercermin. Melakukan introspeksi, refleksi dan evaluasi terhadap perjalanan setelah lebih dari enam dasawarsa merdeka, memastikan arah perjalanan bangsa ke depan.

"Peradaban demokrasi yang dibangun harus bersendikan kepada hakikat kemanusiaan dan keadilan sosial, menjunjung supremasi hukum dan HAM," tandasnya.

Mantan Presiden BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, dan Ketua MPR Taufiq Kiemas  menghadiri rapat paripurna DPR dan DPD hari ini, Kamis (16/8). Namun, tidak terlihat mantan Presiden Megawati Soekarnoputri di tribun para undangan VVIP.

Rapat paripurna yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini dibuka Ketua DPR Marzuki Alie. Selain rapat paripurna, Presiden akan memberikan pidato kenegaraan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI besok, Jumat (17/8).