Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Satelit Nano Sukses Mengorbit, BRIN Tawarkan Program Beasiswa bagi Tim SS-1
Oleh : Redaksi
Sabtu | 07-01-2023 | 13:32 WIB
SS-1.jpg Honda-Batam
Detik-detik pelepasan Surya Satellite-1 (SS-1) dari International Space Station (ISS) yang difasilitasi oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Jumat (6/1/2023). (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Satelit Nano pertama Indonesia karya anak bangsa berhasil mengorbit di luar angkasa tepat pada pukul 15.03 WIB, Jumat (6/1/2023).

Detik-detik pelepasan Surya Satellite-1 (SS-1) dari International Space Station (ISS) yang difasilitasi oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) itu dilakukan secara hybrid dari Tsukuba Space Center, Jepang dan disaksikan secara virtual di Gedung BJ Habibie, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyampaikan rasa bangganya dengan pelepasaan nanosatelit Indonesia yang pertama kali mengorbit di luar angkasa. Hal ini merupakan pencapaian luar biasa, dan menjadi sejarah bagi bangsa Indonesia.

"Sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, saya merasa sangat bangga dengan pencapaian luar biasa ini, dan saya mengucapkan selamat kepada Tim Satelit Surya-1 dari Surya University yang telah mewujudkan tonggak penting dalam pengembangan penelitian luar angkasa Indonesia," katanya, demikian dikutip laman BRIN.

Dikatakan Handoko, inisiatif dari para mahasiswa Surya University dalam mengembangkan nano satelit menjadi motivasi dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Maka dari itu, BRIN memberikan dukungan penuh melalui Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek (SDMI) dalam program pengembangan kapasitas sumber daya manusia melalui mobilitas periset.

"Saya harapkan ini bukan akhir, Tim SS-1 bisa terus melanjutkan proyek pengembangan satelit dan bisa melanjutkan study S2 dan S3 melalui program beasiswa berbasis riset dari BRIN sebagai program pengembangan manajeman talenta nasional dalam bidang riset dan inovasi," ucapnya.

Handoko menjelaskan, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia sangat membutuhkan lebih banyak pengembangan teknologi satelit. Hal ini karena dengan memanfaatkan teknologi satelit, maka akan mampu menjangkau wilayah Indonesia yang memiliki ribuan pulau.

"Sebagai bangsa yang besar, kami berusaha untuk membangun infrastruktur ruang angkasa yang lebih baik untuk memberi manfaat bagi pembangunan," ujarnya.

Ke depan, lanjut Handoko, BRIN juga tengah mengejar prospek dalam pengembangan banyak konstelasi satelit di masa depan, seperti pengamatan bumi atau konstelasi satelit IoT. Dengan hadirnya para engineer muda ini, dia optimis terhadap perkembangan teknologi satelit di masa depan.

"Saya senang mengetahui bahwa kami masih memiliki banyak calon peneliti muda yang menjanjikan," ungkapnya.

Pada kesempatan ini, Handoko mendorong untuk lebih banyak lagi proyek pengembangan satelit, baik dari akademisi maupun industri di masa mendatang. Menurutnya, BRIN akan mendukung penuh dan berkolaborasi terutama dalam mengembangkan penelitian dan inovasi dalam bidang keantariksaan.

Di sisi lain, Handoko juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua sponsor yang mendukung proyek ini, terutama JAXA & UNOOSA yang memberikan kesempatan kepada Tim SS-1 yang merupakan engineer-engineer muda dari Surya University untuk mewujudkan impian mereka. "Acara ini merupakan bukti nyata kemampuan riset Indonesia. Ini juga menunjukkan kapasitas dan fasilitas manufaktur luar angkasa negara kita. Dan yang lebih penting untuk memiliki lebih banyak warisan satelit untuk Indonesia," katanya.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, mengatakan pelepasan satelit SS-1 menjadi langkah besar bagi Indonesia. Dia pun menyebutkan banyak belajar dari pelepasan satelit ini.

"Saya juga ingin menyampaikan penghargaan kepada mahasiswa Universitas Surya, para ahli dari Organisasi Radio Amatir Indonesia, Inasa, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional atas upaya mereka dalam merancang dan membangun satelit," ucapnya.

Selain itu, Kenji menyoroti peran penting Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dan United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA), yang memberikan bantuan dan keahlian teknologi kepada Universitas Surya di bawah program KiboCUBE. Melalui kolaborasi KiboCUBE, JAXA dan UNOOSA berkontribusi pada peningkatan teknologi terkait ruang angkasa di negara-negara mitra dengan memberikan kesempatan untuk menggunakan teknologi peluncuran satelit unik Kibo.

"Saya yakin penggelaran Satelit Surya-1 ke orbit akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan teknologi keantariksaan di Indonesia. Karena tahun 2023 menandai peringatan 65 tahun hubungan Jepang-Indonesia, saya berharap kerja sama R&D antara kedua negara akan semakin ditingkatkan, dan mendorong mahasiswa melakukan riset keantariksaan," jelasnya.

President Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Yamakawa Hiroshi menyampaikan ucapan selamat atas pelepasan Surya Satelit-1 ke orbit. Dia mengaku senang telah menjadi bagian dari momen bersejarah bagi Indonesia.

"Saya yakin dengan pelepasan satellite nano ini telah memberikan banyak keberanian dan harapan kepada masyarakat di Indonesia," ucapnya dalam tayangan video.

Hiroshi berharap satelit ini dapat menyelesaikan misinya dengan sukses. Selain itu, pihaknya juga berharap keberhasilan proyek ini akan semakin melibatkan lebih banyak lagi generasi muda Indonesia dalam aktivitas luar angkasanya. "Saya harapkan JAXA dapat berkolaborasi kembali dengan para mahasiswa dari Indonesia ke depan," katanya.

Editor: Gokli