Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Vatikan Siap Jadi Tuan Rumah untuk Pertemuan Ukraina dan Rusia
Oleh : Redaksi
Selasa | 13-12-2022 | 09:04 WIB
A-Pietro-Parolin_jpg2.jpg Honda-Batam
Kardinal Sekretaris Negara Vatikan Pietro Parolin. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Roma - Vatikan bisa menjadi tempat yang cocok untuk negosiasi antara Rusia dengan Ukraina. Kardinal Sekretaris Negara Vatikan Pietro Parolin mengatakan kedua belah pihak harus segera mengambil langkah perdamaian dan menentukan model pembicaraan itu sendiri.

"Kami siap. Vatikan dapat menjadi tempat yang cocok untuk itu. Keinginan kami adalah menawarkan ruang di mana kedua belah pihak dapat bertemu dan memulai dialog tanpa persyaratan awal," katanya, seperti dikutip dari TASS, Senin (11/12/2022).

Pernyataan itu bukan yang pertama kali dilontarkan. Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, Vatikantelah menyatakan kesediaan Tahta Suci untuk melakukan yang terbaik untuk membantu membangun dialog antara Rusia dan Ukraina.

Parolin, yang menempati urutan kedua setelah paus dalam hierarki Vatikan, mengatakan dia yakin selalu ada ruang untuk negosiasi.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya untuk segera menghentikan perang yang sudah berlangsung lama. Menurutnya, Paus Fransiskus telah mengindikasikan bahwa Vatikan sedang bekerja untuk menemukan solusi sehubungan dengan Ukraina.

Sementara mengusulkan perdamaian untuk Ukraina dan Rusia, Paus baru-baru ini mendapat kecaman keras dari beberapa pihak, salah satunya adalah Free Nations League, sebuah kelompok pengasingan yang mewakili beberapa dari lusinan kelompok etnis non-Rusia di dalam Rusia.

Kelompok itu mengajukan protes atas komentar Paus yang menyebut Chechen dan Buryat "mungkin yang paling kejam" dalam perang yang sedang berlangsung di Moskow di Ukraina.

Dalam surat itu, Free Nations League menyebut pernyataan Paus itu memalukan, ofensif, tidak terbukti, dan penuh provokasi.

Dalam sebuah wawancara dengan publikasi Jesuit Amerika yang diterbitkan pada 28 November, Francis menjawab pertanyaan tentang perang di Ukraina dengan mengatakan: "Ketika saya berbicara tentang Ukraina, saya berbicara tentang kekejaman karena saya memiliki banyak informasi tentang kekejaman pasukan yang datang. di. Umumnya, yang paling kejam mungkin adalah mereka yang berasal dari Rusia, tetapi bukan dari tradisi Rusia, seperti Chechen, Buryati, dan sebagainya. Tentu saja, yang menginvasi adalah negara Rusia."

Sumber: RMOL
Editor: Dardani