Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tingkatkan Kamtib di Lapas Narkotika Tanjungpinang, KPLP Terapkan Sistem Kekeluargaan
Oleh : Devi Handiani
Selasa | 22-11-2022 | 20:08 WIB
Heri-Aguswanto.jpg Honda-Batam
Kepala KPLP Lapas Kelas IIA Tanjungpinang, Heri Aguswanto. (Foto: Devi Handiani)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Tanjungpinang, hingga saat ini menampung 890 narapidana dengan kapasitas 600 orang.

Dengan kondisi napi yang over kapasitas, sehingga sangat diperlukan adanya peningkatan keamanan dan ketertiban (Kamtib) sebagai antisipasi dan deteksi dini atas gangguan atau berbagai pelanggaran yang nantinya terjadi di dalam Lapas.

Kepala KPLP Lapas Narkotika Kelas IIA Tanjungpinang, Heri Aguswanto, mengatakan, pengamanan Lapas akan ditingkatkan namun belum bisa untuk merubah karena harus izin atau kebijakan dari Kalapas. Sementara Kalapas baru belum ada, padahal habis masa jabatan Kalapas pada tanggal 25 November nanti.

Heri membeberkan terkait apa saja yang sudah dilakukan pada saat ini sebagai antisipasi pencegahan gangguan Kamtib dengan cara yang harmonis dan kekeluargaan.

"Kita ya meneruskan aja, untuk perubahan-perubahan yang telah dilakukan sama yang lama. Begitu saya sampai di sini saya belum bisa berani bergerak karena hanya melihat kalau kita melakukan kebijakan kita harus tahu dulu karakter anak di dalam, kita pakai sistem keluargaaan pada binaan, nanti kita memberikan kebijakan yang terlalu banyak, bisa membuat kerusuhan," terangnya, saat dijumpai di ruang kerjanya yang belum seminggu menjabat KPLP, Selasa (22/11/2022).

Dikatakannya, untuk sementara sistem yang digunakan di Lapas Narkotika Tanjungpinang, sistem yang biasa gunakan untuk warga binaannya adalah sistem kekeluargaan dan psikologi dan tidak ada sistem yang lain.

"Kalau namanya manusia akan cukup sekali di kasih tahu mungkin, tetapi kan ada juga yang lain yang dikasih tahu enggak bisa. Namun setiap daerah berbeda apalagi ini daerah Melayu sopan santunnya ada, dan saya yakin warga binaan di sini bisa mengerti jika diberi tahu. Kita sudah melakukan pengecekan ruang-ruang hunian narapidana yang tidak layak kita perbaiki, dibersihkan, juga perbaikan penerangan, selain itu pengecekan gembok-gembok pada sel tahanan juga dilakukan. Untuk memastikan tidak barang yang terlarang seperti, sajam, handphone atau yang lainnya, di dalam kamar hunian narapidana tersebut dan tentunya kita gunakan dan sampaikan secara harmonis dan kekeluargaan," ungkapnya.

Lanjut Heri, untuk kegiatan keagamaan setiap tahun itu pasti ada dilakukan di setiap Lapas, tetapi harus menunggu keputusan pusat. Apa-apa yang bisa dilakukan, dan harus berdasarkan keputusan pusat.

"Dari program- program Kamtib kita juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian, tetapi keuntungan kita di sini para warga binaan ditempatkan dalam satu gedung. Jadi sistem pengawasan akan berjalan dengan baik. Selain itu di sini dikarenakan bangunan ruang tahanannya satu jadi tidak terpisah dan mempermudah diawasi petugas. Namun khusus bagi tahanan lansia yang berjumlah 25 orang kita pisahkan dan diletakkan di tempat yang dekat di gedung klinik," bebernya.

Editor: Gokli