Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Obat Sirup Dilarang, Ikatan Dokter Anak Usul Alternatif Ini!
Oleh : Redaksi
Sabtu | 22-10-2022 | 09:04 WIB
A-ilustrasi-sirup-obat.jpg Honda-Batam
Ilustrasi obat sirup anak. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan beberapa rekomendasi sehubungan dengan munculnya kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA) pada anak-anak. Hal ini disampaikan dalam sebuah rilis resmi, Rabu (19/10/2022).

Dalam rilis itu, IDAI membagi rekomendasi terhadap dua pihak yakni untuk tenaga kesehatan (nakes) dan rumah sakit serta bagi masyarakat. Untuk nakes dan rumah sakit, ada enam rekomendasi yang diberikan sebagai berikut:

1. Tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang diduga terkontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

2. Bila memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat anti epilepsi, atau lainnya, yang tidak dapat diganti sediaan lain, konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak.

3. Jika diperlukan, tenaga kesehatan dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk monoterapi.

4. Peresepan obat puyer monoterapi hanya boleh dilakukan oleh dokter dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan, dan tata cara pemberian.

5. Tenaga kesehatan dihimbau untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal GgGAPA baik di rawat inap maupun di rawat jalan.

6. Rumah sakit meningkatkan kewaspadaan deteksi dini GgGAPA dan secara kolaboratif mempersiapkan penanganan kasus GgGAPA.

Sementara itu, bagi masyarakat, IDAI menghimbau agar untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Selain itu, warga juga diminta agar tetap mewaspadai gejala GgGAPA dan juga menjaga aktivitas anak-anak.

"Masyarakat hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gejala GgGAPA seperti berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil (BAK) secara mendadak," tambah keterangan rilis itu.

"Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang memaparkan risiko infeksi (kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dll)," jelas rilis itu.

Sumber: CNBC Indonesia
Editor: Dardani