Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus covid-19 Melandai, Warga Singapura Tetap Patuhi Prokes dan Jalani Vaksinasi Lengkap
Oleh : Aldy Daeng
Jumat | 14-10-2022 | 16:52 WIB
train-singapura1.jpg Honda-Batam
Sejumlah penumpang kendaraan umum (MRT) di Singapura, tetap melaksanakan Protkes demi menjaga kesehatan, Jumat (14/10/2022). (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Singapura - Kepatuhan protokol kesehatan bagi warga Singapura patut menjadi contoh. Sejak kasus Covid-19 di sejumlah negara sudah mulai melandai, namun tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan, atau penggunaan masker masih tinggi di negeri Singa tersebut.

Kedisiplinan dan kepatuhan yang menjadi ciri khas warga Singapura semakin kental terlihat. Pasca pandemi covid-19, hampir semua warga yang berada di area publik mengenakan masker. Seperti di area pelabuhan, pusat perbelanjaan, MRT dan tempat wisata. Bahkan petugas bus selalu mengingatkan penumpang untuk mengenakan masker, ketika akan menaiki bus.

Hassan, salah seorang warga Singapura menuturkan, warga tetap waspada, dan patuhi penggunaan masker, terutama di area publik. Saat ini warga Singapura perlahan mulai kembali aktif dalam berbagai hal. Kebijakan pelonggaran Protkes dari pemerintah bukan berarti bebas dalam segi menjaga kesehatan.

Namun, hal tersebut bahkan menjadi kontrol tersendiri bagi warga. Apabila ada Warga yang menderita flu, dengan kesadaran diri sendiri melakukan isolasi mandiri, dan berada di rumah.

"Semua masih pakai masker. Bahkan saya sudah vaksin sampai empat kali. Kalau soal kasus Covid-19, warga berupaya menjaga diri, agar bisa terhindar dari virus tersebut," ujar Hasan, saat di MRT Singapura, Jumat (14/10/2022).

Sebelumnya beredar informasi terkait ledakan kasus di Singapura. Hal ini dibantah langsung oleh Konsulat Jenderal (Konjen) Singapura, Gavin Ang.

Ia membantah Singapura mengalami peningkatan atau ledakkan kasus Covid-19 yang diakibatkan jenis XBB. Informasi ini dinilai hoax oleh Pemerintah Singapura.

"Ada desas-desus yang beredar melalui WhatsApp bahwa Singapura mengalami peningkatan yang cepat dan besar dalam kasus penyakit parah dan kematian akibat strain XBB yang beredar. Ini tidak benar," ujar Gavin Ang dalam rilisnya, Jumat (14/10/2022).

Gavin mengakui The Protection from Online Falsehoods and Manipulation Act 2019, biasa disingkat POFMA telah melakukan tindakan atas berita yang bersifat tidak benar tersebut.

Meskipun ada peningkatan kasus lokal yang didorong oleh XBB, termasuk lonjakan pasca-akhir pekan Selasa ini, jumlah kasus parah tetap relatif rendah. Hal ini dikarenakan ketahanan daya tahan tubuh yang dibangun melalui vaksinasi dan gelombang infeksi sebelumnya.

"Kami memantau lintasan dengan cermat. Lebih penting lagi, juga tidak ada bukti XBB menyebabkan penyakit yang lebih parah," katanya.

Sejauh ini, sebagian besar pasien terus melaporkan gejala ringan seperti sakit tenggorokan atau demam ringan. Terutama jika mereka telah divaksinasi.

"Per 11 Oktober 2022, kami memiliki 11 kasus ICU dan 50 yang membutuhkan suplementasi oksigen, hanya sedikit lebih tinggi dari tingkat yang diamati dalam beberapa bulan terakhir," katanya.

Gavin menuturkan sebagai perbandingan, pada puncak gelombang Delta dan Omicron sebelumnya, angka-angka ini masing-masing adalah 171 (ICU) dan 308 (suplemen oksigen), dan 54 (ICU) dan 242 (suplemen oksigen).

Peningkatan kasus rawat inap ini sejalan dengan peningkatan kasus secara keseluruhan. Saat ini ada 490 kasus rawat inap dibandingkan dengan 1.600 di puncak gelombang Delta dan sekitar 800 di puncak gelombang Omicron.

"Namun, Unit Gawat Darurat (IGD) rumah sakit kami terus sangat sibuk, kami mengimbau masyarakat untuk tidak terburu-buru ke UGD kecuali mereka mengalami kondisi medis darurat," katanya.

Ia menambahkan pasien yang masuk ke UGD dengan kondisi non-darurat, termasuk anak-anak, akan dialihkan ke klinik perawatan darurat atau klinik perawatan primer lainnya. Untuk penilaian lebih lanjut, sehingga memprioritaskan sumber daya UGD untuk pasien yang membutuhkan perawatan medis.

Editor: Yudha