Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

LSM Perkata Gelar Talk Show Sikapi Kenaikan Harga BBM, Ciptakan Formulasi Ekonomi Mandiri
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Sabtu | 10-09-2022 | 16:36 WIB
LSM-Perkata1.jpg Honda-Batam
Talkshow menyikapi kenaikan harga BBM yang digelar LSM Perempuan Merdeka dan Setara (Perkata) Batam. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perempuan Merdeka dan Setara (Perkata) melaksanakan talk show menyikapi kenaikan harga BBM, bertempat di Cafe Pollux Batam, Sabtu (10/9/2022) siang.

Dalam talk show yang mengusung tema 'Perempuan Menyikapi Harga BBM', dipimpin langsung oleh Ketua Perkata, Rini Ibet Sitiyo dan diikuti puluhan perempuan lintas generasi di Kota Batam.

Rini mengatakan, dalam talk show ini pihaknya melakukan diskusi dan menciptakan solusi untuk kaum perempuan dalam menghadapi kenaikan harga BBM yang berimbas kepada kenaikan harga sembako.

"Ini kegiatan di mana dengan adanya kenaikan harga BBM, ibu-ibu yang terdampak dapat menunjukan peran perempuan dalam mengatasi permasalahan ini, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Rini.

Lanjut Rini, kenaikan harga BBM ini dapat berpengaruh pada keharmonisan rumah tangga yang dapat menyebabkan perpecahan di lingkup keluarga.

"Karena banyak masalah atau kekurangan ekonomi, jadinya bisa KDRT dan perceraian. Banyak yang datang ke kita karena itu," ujarnya.

Atas dasar itu, pihaknya melakukan diskusi dan secara bersama-sama menciptakan formulasi untuk menanggulangi permasalahan kenaikan BBM yang berimbas pada kenaikan harga sembako.

"Belum lagi kenaikan UMK, BBM sudah naik. Jadi itu yang membuat Perkata hadir untuk mengedukasi ibu-ibu untuk dapat menciptakan ekonomi mandiri dimulai dari sisi kreatifitas. Hal ini dapat meminimalisir perselisihan di dalam rumah tangga," tegasnya.

Meski begitu, pihaknya juga tetap berharap agar pemerintah dapat kembali mengevaluasi kenaikan harga BBM tersebut.

Selain itu, Rini juga berpesan kepada kaum perempuan agar tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum terferivikasi datanya, agar tidak menciptakan isu baru yang menyesatkan.

"Untuk pemerintah mungkin harus lebih memprihatikan masyarakat, kami harap pemerintah mengevaluasi polemik ini," tutupnya.

Editor: Yudha