Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertamina Pastikan Harga BBM dan LPG Subsidi tidak Berubah
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Senin | 11-07-2022 | 16:44 WIB
SPBU11.jpg Honda-Batam
Harga BBM dan LPG Subsidi dipastikan tidak ada perubahan. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pertamina Patra Niaga memastikan tidak ada kenaikan harga bahan bakar subsidi, yaitu Pertalite, Solar, dan LPG 3 Kg di tengah tren harga Indonesian Crude Price (ICP) untuk BBM dan Contract Price Aramco (CPA) untuk LPG yang masih tinggi.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, untuk produk Pertalite, Solar dan LPG 3 Kg tidak ada kenaikan harga," kata Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Taufikurachman, Senin (11/7/2022).

Ia menjelaskan, mulai hari ini Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian harga untuk produk bahan bakar khusus (BBK) atau BBM non subsidi, diantaranya Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite serta LPG non subsidi yakni Bright Gas.

Untuk wilayah Kepulauan Riau (Kepri), produk Pertamax Turbo (RON 98) terdapat penyesuaian harga menjadi Rp 16.900 sebelumnya Rp 15.100, Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 17.200 sebelumnya Rp 14.300, dan Dexlite (CN 51) menjadi Rp 15.700 per liter dari sebelumnya Rp 13.550. Untuk LPG non subsidi (Bright Gas) akan disesuaikan sekitar Rp 2.000 per Kg.

Menurutnya, penyesuaian ini memang terus diberlakukan secara berkala sesuai dengan Kepmen ESDM 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU). Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia.

"Saat ini penyesuaian harga kami lakukan kembali untuk produk Pertamax Turbo dan Dex Series. Tapi untuk BBK jenis Pertamax yang merupakan BBM non subsidi harganya tetap, tidak berubah, masih Rp 13.000 di Kepri," ujarnya.

Perlu diketahui, harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 USD/barel, lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022. Begitu pula dengan LPG, tren harga CPA masih tinggi pada Juli ini mencapai 725 USD/Metrik Ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari rata-rata CPA sepanjang tahun 2021.

Editor: Yudha