Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cara Efektif Perbaiki Diri Dengan Mengingat Mati
Oleh : Redaksi
Sabtu | 28-07-2012 | 11:04 WIB
perenungan_diri.jpg Honda-Batam
Ilustrasi: perbaikan diri

MISSOURI, batamtoday - Sejumlah pakar dari Amerika Serikat dan Belanda melakukan penelitian terkait dengan perkembangan mental melalui managemen terror pribadi. Hasilnya, tindakan yang paling efektif untuk memperbaiki diri adalah dengan mengingat kematian.


Para peneliti yakin, bahwa setiap manusia mempercayai kematian mereka. Dan sebagian besar dari manusia kerap merasa takut bila dihadapkan pada kematian bahkan hanya untuk mengingat saja. 

”Berurusan dengan kematian dapat membantu langkah hidup kita menuju ke lebih baik,” tulis Jurnal Personality and Social Psychology Review menyimpulkan pernyataan para peneliti.

Teori yang disebut teror manajemen, yang mengarahkan pada kesadaran bahwa kematian tidak dapat ditolak. Inilah yang dapat memotivasi dan menuntun manusia kembali pada keyakinan serta memberi makna pada hidupnya, serta membantu kita mengidentifikasikan diri dengan hal yang lebih besar seperti rasa kebangsaan dan kepercayaan.

Memang ditemukan efek negatif dari mengingat kematian ini. Ambil contoh misalnya meningkatnya permusuhan terhadap mereka yang memiliki perbedaan keyakinan, memperkuat keserakahan, dan melonjaknya kasus rasisme.

Namun, menurut Kenneth Vail dari University of Missouri, Columbia yang memimpin penelitian ini ada pula efek positif jika teori teror manajemen ini dapat diterapkan. Misalnya jika terjadi suatu bencana seperti serangan teroris pada 9-11 di Amerika. Vail melihat peristiwa itu juga memberi dampak positif.

”Media dan peneliti, keduanya hanya fokus pada efek negatifnya saja, seperti kekerasan dan diskriminasi kaum muslim. Namun, sebaliknya peristiwa ini juga berdampak positif . Penelitian menunjukkan setelah kejadian 9-11, orang-orang lebih menunjukkan sikap syukur, memiliki harapan, menyebar kebaikan, dan juga kepemimpinan,” kata Vail.

Kesadaran akan kematian dapat memotivasi manusia untuk menjadi lebih baik dalam menjaga kesehatan serta tujuan hidup mereka. Sementara alam bawah sadar manusia akan menuntut untuk standar hidup positif, menjalin hubungan baik, terlibat dalam suatu komunitas, mendukung kedamaian, dan memperkaya kehidupan mereka, tulis para peneliti.