Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BC Batam Bermasalah
Oleh : Tunggul Naibaho
Kamis | 17-02-2011 | 15:13 WIB

Batam, batamtoday - Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai tipe B Batam dinilai masyarakat bermasalah, baik atas kinerjanya, pola hubungan dengan instansi terkait lainya, sampai kepada tingkat kewibawaanya dihadapan masyarakat.

Demikian disampaikan pengamat FTZ Joe Erison dan Kordinator Utama Batam Intersection, Ramses Aruan kepada batamtoday secara terpisah di Batam, Kamis 17 Februari 2011.

Joe Erison dan Ramses menyoroti secara khusus peristiwa serangan massa kepada petugas BC Batam pada Sabtu 12 februari dini hari di areal pelabuhan Batu Ampar pada Sabtu 12 Februari 2011 dini hari yang lalu.

"Aparat BC Batam tidak lagi punya wibawa, masak diserbu oleh massa ketika menjalankan tugasnya. Ada apa? Apa mereka sudah benar menjalankan tugasnya mengawasi keluar masuknya barang atau jangan-jangan mereka sudah terbiasa bermain-main," kata Joe Erison, dan ketika kepadanya diminta menjelskan apa yang dimaksud 'bermain-main', Joe mengatakan, biasa melepaskan barang dengan suap.

Lalu kata Joe, kenapa mereka berani menyerang aparat BC? Ya, pastilah, sebelumnya sudah ada hubungan tertentu antara oknum BC Batam dengan bos massa penyerbu itu. Nah, hal inilah yang harus diselediki Dirjen Bea Cukai di Jakarta, apakah sudah 'bener' aparat mereka yang ditempatkan di BC Batam, cetus Joe.

Joe juga mencurigai telah terjadi hubungan yang tidak harmonis antara instansi BC Batam dengan aparat instansi lainya, seperti aparat kepolisian, AL, KPLP, juga BP Kawasan Batam. Dari peristiwa penyerbuan itu saya bisa mencium adanya hubungan yang tidak harmonis, kata Joe.

"Kita lihat, tidak ada pernyataan mengecam kepada massa penyerbu, dari instansi lain, bahkan terkesan dalam kasus ini pihak BC dipersalahkan, walaupun mereka tidak bicara terang-terangan " kata Joe.

Joe mengatakan, memang pihak Bea Cukai adalah instansi paling berwenang atas pengawasan keluar masuknya barang, sementara kawasan Batam adalah kawasan perairan dan perdagangan bebas, yang memang rawan akan kasus-kasus penyelundupan.

"Tentu saja ada keirian dari instansi lain, apalagi kalau aparat BC Batam terlalu banyak bermain dalam menjalankan tugasnya, ya kalau ada masalah seperti penyerbuan kemarin, semua sorak, tegas Joe.

Senada dengan Joe Erison, kordinator utama Batam Intersection, Ramses Aruan, menyorot hubungan BC Batam dengan DPRD Kota Batam, yang dinilainya juga tidak berlangsung baik, terutama dengan komisi I.

Seperti diberitakan kemarin, anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Nuryanto merasa kecewa dengan sikap petugas Bea dan Cukai di Pelabuhan Beton Sekupang yang tidak kooperatif sehingga nyaris ricuh dengan pengusaha pengiriman barang, Idawati Pasaribu saat melakukan inspeksi mendadak pada Rabu, 16 Februari 2011.

"Kejadian (nyaris ricuh-red.) itu menunjukkan bahwa Bea dan Cukai tidak kooperatif dan membenturkan kami dengan pengusaha," kata Nuryanto kepada batamtoday ketika itu.

"Terkesan BC Batam tidak mau diawasi, dan mungkin karena sidak itu, BC Batam tersinggung dan lalu mencoba membenturkan DPRD dengan pengusaha,"kata Ramses.

Ramses yang juga pengamat pers dan media, juga menyoroti hubungan yang tidak begitu sehat antara pers dan BC Batam. Terkesan, BC Batam hanya memanfaatkan pers ketika ada hasil tangkapan yang sudah tidak bisa mereka negoisasikan, dan hasil tangkapan tersebut mereka konversi menjadi prestasi.

Tetapi jika pers mendapat informasi tentang penyelundupan, secara enteng Bea dan Cukai mengatakan hal itu tidak betul, tanpa melakukan verifikasi secara profesional.

Pola komunikasi yang dikembangkan aparat BC Batam kepada masyarakat melalui pers, terkesan seakan-akan BC itu milik mereka, bukan milik publik.

"Ini berbahaya sekali. BC kerap secara sepihak membantah informasi dari masyarakat atau pers," tegas Ramses.

Padahal, tidak semua hasil tangkapan merupakan hasil kerja dari BC, tetapi ada juga hasil tangkapan dari instansi lain, namun karena berdasar UU Kepabeanan BC adalah instansi yang berwenang mengusut lebih lanjut kasus penyelundupan, sebelum diserahkan ke pihak kepolisian, maka instansi tersebut menyerahkan kasusnya berikut barang bukti kepada BC.

"Jadi, sungguh gegabah aparat BC jika membantah data dan keterangan yang diperoleh masyarakat atau pers, padahal data dan keterangan tersebut didapat dari instansi yang menyerahkan kasus dan barangbukti kepada BC," jelas Ramses.

Hanya saja Ramses tidka mengetahui persis, sejauh mana pengawasan yang dilakukan Dirjen atas kinerja BC Batam selama ini.

"Tetapi saya pikir, Dirjen perlu melakukan evaluasi yang mendalam atas kinerja aparat BC Batam, karena Batam ini beranda kita terdekat dengan dunia Internasional," tegas Ramses.