Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasib Garuda Aman, 95,07 Persen Kreditur Setuju Perdamaian PKPU
Oleh : Redaksi
Sabtu | 18-06-2022 | 08:52 WIB
A-PESAWAT-GARUDA_jpg21.jpg Honda-Batam
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: REUTERS/Darren Whiteside)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah melaksanakan proses voting dalam proses penyelesaian utang dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Hasil keputusan ini akan jadi penentu nasib masa depan maskapai penerbangan pelat merah tersebut.

Hakim Pengawas Alhusin mengungkapkan, pada rapat pemungutan suara hari ini telah disetujui oleh sebanyak 347 kreditor atau 95,07 % dari jumlah kreditur konkuren yang hadir dengan total suara sebanyak 12.162.455, yang secara bersama-sama mewakili 97,46 % dari jumlah seluruh suara kreditor konkuren yang hadir dalam rapat hari ini.

"Rapat dihadiri 365 kreditor. Secara langsung sebanyak 326 kreditor dan secara online 39 kreditor, dengan total jumlah hak suara sebanyak 12.497.432," ujarnya di Pengadilan Negeri Jakarta, Jumat (17/6/2022).

Sementara, kreditor konkuren yang menolak rencana perdamaian sebanyak 15 kreditor atau 4,11 % dari jumlah kreditor konkuren yang hadir. Konkuren yang menolak dengan total suara sebanyak 302.528 yang secara bersama-sama mewakili 2,4 % persen dari seluruh suara kreditor konkuren yang hadir dalam rapat ini.

Sedangkan kreditur yang abstain ada sebanyak 3 kreditur atau 0,82 % dari jumlah konkuren, atau suara sebanya 14.449 yang hadir dalam rapat hari ini.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra mengatakan, suara yang menyampaikan persetujuan perdamaian tersebut merupakan capaian yang tinggi.

"97,46 % ini angka yang tinggi. Kami percaya bisa terjadi dengan dukungan keikhlasan dan kepercayaan kreditur. Kami sangat memahami bila ada yang tak setuju tapi di luar itu kami berkomitmen seluruh kewajiban kami," tuturnya.

Berdasarkan Daftar Piutang Tetap (DPT) per 14 Juni 2022 yang diterbitkan Tim Pengurus PKPU, Garuda Indonesia memiliki total utang mencapai Rp 142,42 triliun kepada 501 kreditur.

Sumber: CNBC Indonesia
Editor: Dardani