Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bikin Kantong Menipis, Harga Cabe-cabean di Batam Makin Pedas
Oleh : Aldy
Kamis | 16-06-2022 | 10:52 WIB
Aming-Botania.jpg Honda-Batam
Aming, pemilik salah satu kios sembako di Pasar Botania 1 Batam Center, saat melayani para pembeli, Kamis (16/6/2022). (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Harga sejumlah kebutuhan pangan di Kota Batam, bergerak naik. Bahkan, masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam saat berbelanja kebutuhan pangan di pasar.

Setelah harga telur yang sempat mengagetkan warga Batam, kini harga cabai-cabaian yang membuat kantong kian menipis. Kenaikan harga cabai-cabaian ini cukup terasa sepekan terakhir.

Aming, pemilik toko sembako di Pasar Botania 1 Batam Center, mengatakan, saat ini harga cabai merah kerinting yang naik signifikan dari Rp 80 ribu/kg pada pekan lalu, sekarang tembus Rp 120 ribu/Kg.

"Cabai merah keriting ini dari Mataram, naikknya cukup signifikan. Kalau cabai rawit masih Rp 110 ribu/Kg dan cabai setan masih bertahan Rp 130 ribu/kg," jelas Aming, Kamis (16/6/2022) pagi.

Selain pedasnya harga cabai, sayur-mayur juga terbilang cukup mahal dibanding sepekan sebelumnya. Seperti kangkung Rp 16 ribu/kg dan bayam Rp 18 ribu/kg. "Kalau sayur daun itu harganya gampang turun naik, karena sayur tersebut dari petani lokal, kalau cuaca tak menentu kaya gini, harganya mahal bisa sampai Rp 25 ribu/kg," tutur Aming.

Meski harga bahan pangan cukup mahal, pembeli maupun pedagang tak mampu berbuat banyak. Mau tidak mau, pembeli harus mengurangi porsi belanjaanya, sedangkan pedagang harus siap penjualannya menurun.

"Mau gimana lagi, sudah segitu harganya, kita beli kalau lagi ada rezeki, kalau kurang ya masakan kita jangan yang pakai cabai. Kita teriak juga, emangnya pemerintah dengar?" keluh Asminah, salah seorang ibu yang ditemui berbelanja di Pasar Botania 1.

Terpisah, Yanto, pedagang ayam penyet tak jauh dari Pasar Botania 1, juga tidak bicara banyak terkait terus meroketnya harga cabai dalam seminggu ini. Di mana cabai merupakan bahan pokok dari usahanya.

"Kita nikmati aja lah, pedagang ini kan juga tidak semata-mata menaikkan harga, pastinya mereka juga beli sudah mahal, makanya dia jual mahal. Kalau pemerintah perduli, mungkin akan dicarikan solusinya," timpal dia.

Editor: Gokli