Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Stok Hewan Kurban di Batam Menipis, Harga Merangkak Naik
Oleh : Aldy
Jum\'at | 20-05-2022 | 17:44 WIB
sapi-btc.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Hewan kurban milik Kakan Sri Agung di Kawasan Mesjid Agung, Batam Center. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menipisnya stok hewan kurban di Batam, akan berdampak pada kenaikan harga jual, baik sapi maupun kambing dan domba.

Hal ini menyusul kebijakan Pemerintah Pusat terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PKM) pada hewan ternak, berlanjut pada pelarangan hewan kurban yang berasal dari Sumatera Selatan dan Lampung.

Kakan Sri Agung, salah seorang pedagang hewan kurban di Kawasan Masjid Agung, Batam Center, mengatakan, pada dasarnya harga hewan kurban mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun tahun ini diperkirakan kenaikan lebih dari biasanya.

"Kali ini harga jual naiknya bakal lebih tinggi, karena kebijakan pelarangan hewan kurban yang akan disuplai ke Batam dari Sumatera Selatan," terang Kakan Sri Agung, saat ditemui, Jumat (20/5/2022).

Diakuinya, setiap pedagang hewan ternak sapi dan kambing di Kota Batam, mayoritas memang mengambil hewan ternak dari dua daerah tersebut, dikarenakan biaya transportasi yang lebih murah, bila dibandingkan dengan sapi dan kambing yang berasal dari daerah lain.

"Aksesnya kan tinggal naik ke kapal Roro dan langsung nyebrang ke Batam. Kalau daerah lain, ada biaya tambahan terutama di transportasi," ungkapnya.

Mengenai harga, dia menyebut untuk sapi bobot 340 - 350 kilogram per ekornya, berkisar Rp 25 juta, naik Rp 5 juta dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp 20 juta. Sementara sapi bobot 380 - 420 kilogram per ekornya seharga Rp 27,5 juta, naik Rp 5 juta dibandingkan harga sebelumnya yang hanya Rp 27 juta.

"Itu belum lagi biaya lab yang mencapai Rp 600 ribu per hewan kurban," terangnya.

Ia pun memprediksi, sejak berlakunya pelarangan masuk hewan ternak dari kedua kawasan ini, kekurangan hewan kurban tahun ini bisa menjadi masalah, karena saat ini ketersediaan hewan kurban baru mencapai 10 persen, dari kebutuhan hewan kurban yang mencapai angka 21 ribu.

"Tahun sebelumnya para pedagang menjual 18 ribu ekor kambing, dan 3 ribu ekor sapi. Itu data dari Asosiasi yang diberikan kepada kami para pedagang. Tahun ini, dari Asosiasi juga paling hanya sampai 10 persen saja kuota yang tersedia," jelasnya.

Kakan dan teman seprofesinya berharap, dalam waktu dekat ini, ada kejelasan dari pemerintah terkait pendistribusian hewan ternak ini, apalagi sekarang sudah mau memasuki Idul Adha. "Seperti saya yang kemarin memesan 37 ekor sapi dan kambing 53 ekor. Saat tiba di Kuala Tungkal, Jambi dan akan menyebrang malah diminta untuk kembali. Sementara stok saya saat ini hanya 160 ekor sapi saja," pungkasnya.

Editor: Gokli