Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ketua DPR Minta Pemerintah Pantau Pelaksanaan PTM agar Tidak Jadi Sarana Penyebaran Hepatitis
Oleh : Irawan
Jumat | 13-05-2022 | 13:20 WIB
puan_ptm_hepatitisb.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ketua DPR Puan Maharani (Foto: DPR)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani mengingatkan pemerintah agar terus memberi penjelasan yang akurat kepada masyarakat terkait kasus dan penanganan penyakit tersebut.

"Kita mengingatkan pemerintah terus memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) agar menjaga peserta didik dari penyebaran hepatitis," kata Puan dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).

Ketua DPR RI sebelumnya, juga mengimbau masyarakat khususnya orangtua yang memiliki anak untuk mengantisipasi penyebaran Hepatitis akut yang dilaporkan cukup membahayakan bagi anak.

Puan mengingatkan agar Pemerintah bekerja cepat dalam memonitor dan mengatasi penyakit ini.

"Peran orangtua sangat penting dalam menghadapi Hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan menjaga pola keseharian anak," ujar Puan.

Menanggapi hal itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto mengungkapkan pihaknya juga mendorong masyarakat untuk mengakses informasi terkait hepatitis dari sumber yang kredibel dan terpercaya.

Masyarakat diminta untuk mengakses informasi akurat yang telah disediakan pemerintah atau lembaga atau organisasi yang mempunyai otoritas.

"Sebenarnya saluran resmi masyarakat tentang hal itu ada. Di IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) pun sudah menyediakan nomor khusus untuk bertanya. Kemudian di Kemenkes ada juga pakai 119. Di Rumah Sakit Soeroso (RSIA RP Soeroso) juga sudah bisa," kata Agus.

Selain itu, pemerintah juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi terkait kekhawatiran merebaknya hepatitis akut pada anak. Menurutnya, Kemenko PMK dan Kemenkes telah mengadakan rapat untuk membahas persoalan tersebut.

"Sebelum lebaran kita sudah rapat dengan Kemenkes untuk mengantisipasi peningkatan kasus hepatitis," ujarnya.

Menurut Agus, rapat itu membahas beberapa tema pokok, di antaranya prosedur penanganan yang bisa diantisipasi, menetapkan laboratorium yang akan ditingkatkan kemampuannya untuk memeriksa hepatitis, menetapkan rumah sakit yang bisa dijadikan tumpuan utama dalam penanganan hepatitis, dan komunikasi risiko.

Terkait dengan PTM, Agus mengakui ada dua kekhawatiran. Pertama berkenaan dengan covid-19 yang masih berada dalam pantauan usai mudik Lebaran 2022.

"Kedua adalah kecemasan terkait kasus suspek (probable) Hepatitis di masyarakat. Walaupun sampai hari ini belum ada yang pernah ada yang definitif. Karena kita masih mengikuti perkembangan keilmuan dan pemberitaan lebih lanjut," ungkapnya.

Meski demikian, Agus tetap menekankan agar semua pihak patuh dalam pelaksanaan protokol kesehatan.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Yanuarso mengharapkan orang tua terus menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat, jangan panik jika anak mulai sakit dan langsung membawa anak ke dokter.

"Selama pandemi ini kita sudah belajar mengatasi penularan melalui saluran pernafasan, lewat masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Dilanjutkan bagaimana mencegah penularan dari saluran cerna, konsumsi makanan yang matang, menghindari dari pencemaran," ujar Piprim.

Tingkatkan Kewaspadaan
Sampai saat ini IDAI dan Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dan masih menunggu hasil lab dari kasus hepatitis misterius ini.

"Sampai tahap ini kami bersama kemenkes masih terus menunggu hasil investigasinya, namun yang penting adalah kita melakukan kewaspadaan dini agar supaya kasus-kasus ini bisa terjaring sedini mungkin, jangan sampai sudah terlambat," kata Pimprim.

Dokter anak yang bernaung dalam IDAI di seluruh indonesia juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dini, jika muncul kasus, pasien-pasien yang memenuhi kriteria.

"Misalnya gejala gejala pencernaan, disertai dengan kuning, dengan BAB pucat, dan lainnya. Kemudian kalau perlu dilakukan uji fungsi hati, SGPT dan SGOT," sebut Pimprim.

Kata dia, sampai dengan senin kemarin baru ada dua laporan dari Tulungagung dan Sumatera Barat, namun kasus tersebut bahkan belum masuk kriteria probable hepatitis.

Dokter anak dari Rumah Sakit Pondok Indah, Dr. dr. Muzal Kadim menjelaskan gejala sakit hepatitis A yang umumnya terjadi pada anak.

"Hepatitis A yang banyak kejadian pada anak itu penularan lewat saluran cerna. Untuk gejalanya juga ada mual, diarenya jarang, mualnya lebih hebat, lemas terutama, nyeri perut itu lebih karena pembesaran hati di kanan atas, itu kalau teliti secara detail," sebut Muzal.

Jika orang tua menemukan gejala tersebut pada anak, baiknya segera diperiksakan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Karena bukan cuma Hepatitis, namun ada beberapa penyakit yang sering menyerang anak, terlebih di musim panas seperti ini, misalnya saja DBD dan tipus.

Editor: Surya