Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekonom Prediksi Ramadan Kerek Inflasi April 2022 Lebih dari 3 Persen
Oleh : Redaksi
Kamis | 05-05-2022 | 14:56 WIB
inflasi12.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sejumlah ekonom memperkirakan tingkat inflasi pada April 2022 akan melebihi 3 persen secara tahunan (year-on-year).

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual memprediksi inflasi pada bulan lalu akan mencapai 3,46 persen yoy. Dia menjelaskan kenaikan harga dipengaruhi faktor musiman seperti periode jelang lebaran Idulfitri, terutama kenaikan harga pangan, transportasi dan komoditas.

"Tambahan lagi ada lockdown di Cina, mungkin ekspektasinya [pengaruh ke inflasi] belum sekarang ya," kata David, Kamis (5/5/2022).

Dia menambahkan ke depannya sentimen lockdown di Cina akan berpengaruh ke perekonomian Indonesia lantaran distribusi pasokan barang, bahan baku, material, termasuk barang konsumsi menjadi terhambat. Setidaknya, dampak lockdown tersebut akan mulai terasa di Indonesia pada semester II 2022.

Dalam setahun penuh 2022, David memperkirakan inflasi akan tembus di atas 4 persen. Dia menunjukkan beberapa pemicu inflasi di antaranya kenaikan harga yang diatur pemerintah seperti harga gas LPG 3 kilogram, tarif listrik, tarif tol dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.

"Dengan kebijakan itu tentu [inflasi] bisa lebih tinggi lagi, jadi sekarang pun perkiraan saya tembus di atas 4 persen untuk tahun ini. Tapi untuk apakah bisa lebih tinggi lagi, tergantung harga-harga yang ditetapkan pemerintah. Apakah tetap atau ada penyesuaian di semester II 2022," ungkapnya.

Senada, ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede menyatakan peningkatan inflasi pada April 2022 dipengaruhi oleh seluruh komponen inflasi baik inflasi inti, harga bergejolak (volatile food), dan harga diatur pemerintah (administered price). Kenaikan inflasi harga bergejolak sejalan dengan kenaikan harga komoditas pangan terutama pada bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri di mana beberapa komoditas pangan yang mendorong inflasi antara lain daging ayam, daging sapi, telur ayam, minyak goreng, bawang putih dan gula.

Sementara itu, kata Josua, terdapat beberapa komoditas pangan yang mengalami penurunan harga seperti bawang merah, cabai merah dan cabai rawit yang membatasi kenaikan inflasi harga bergejolak.

Sejak 2008 selain kenaikan harga yang bergejolak, kenaikan inflasi harga diatur pemerintah akan didorong oleh kenaikan harga Pertamax serta kenaikan tarif transportasi udara sejalan dengan permintaan yang meningkat dalam rangka mudik.

"Inflasi inti pada bulan April juga diperkirakan akan meningkat 2,6 persen yoy dari bulan sebelumnya 2,37 persen yoy, sejalan dengan peningkatan konsumsi domestik pada bulan Ramadan. Selain itu, kenaikan tarif PPn juga berkontribusi pada kenaikan inflasi bulan April," kata dia.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha