Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Siap-siap, Pedagang akan Naikkan Harga Gorengan Hampir 2 Kali Lipat
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 18-03-2022 | 09:36 WIB
A-PEDAGANG-GORENGAN.jpg Honda-Batam
Pedagang gorengan. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pedagang gorengan bersiap menaikkan harga dagangannya. Salah satu pedagang gorengan yang mengungkap rencana itu adalah Ambali.

Pedagang gorengan yang setiap hari mangkal di samping gerai minimarket di daerah Bintaro ini mengatakan kenaikan harga kemungkinan akan dilakukan sampai hampir dua kali lipat dari posisi sekarang.

Kenaikan dilakukan demi menyiasati lonjakan harga minyak goreng yang terjadi belakangan ini. Kenaikan itu menimbulkan beban berat baginya.

Pasalnya, pedagang yang menghabiskan rata-rata 2 liter minyak goreng kemasan setiap hari itu mengatakan, kenaikan harga membuat keuntungannya menipis.

Ia mengakui menaikkan harga dagangan bisa berisiko pada menurunnya angka penjualan gorengan.

"Ya mau tidak mau harganya naik, yang biasanya saya jual gorengan Rp2.000 dapat 1 (gorengan), bisa jadi Rp3 ribu untuk 1 (gorengan) atau lebih. Memang khawatirnya kan belum tentu orang pada mau beli," ujarnya, Kamis (17/3/2022).

Selain alternatif menaikkan dagangan, Ambali mengatakan punya alternatif lain; beralih menggunakan minyak goreng curah. "Tapi di pasar juga sama mahal," lanjutnya.

Ambali mengatakan selain alternatif itu, sebenarnya ada pilihan lain; mengirit penggunaan minyak goreng dengan menggunakannya berkali-kali. Tapi, pilihan itu tidak akan ia ambil.

Ia mengatakan sempat mencoba cara itu waktu kesulitan mendapatkan minyak goreng. Tapi hasilnya, gorengan menjadi hitam.

"Sempat ngirit-irit juga sampai item. Tapi tidak lagi deh. Hasil gorengannya juga jadi item kan," kata Ambali.

Aris pedagang Bakwan Teebox di kawasan sama mengatakan kenaikan harga minyak goreng kemasan menimbulkan beban berat. Pasalnya, demikian ia tak punya pilihan.

Demi menjaga kualitas dagangannya, ia memastikan tetap menggunakan minyak goreng kemasan yang sekarang ini harganya hampir melonjak dua kali lipat.

"Sekarang kan udah naik lagi, ada Rp23 ribu-Rp25 ribu bahkan sampai Rp27 ribu. Ya tetap beli kemasan meskipun naik harganya, karena mesti jaga kualitas," kata Aris.

Ia mengatakan demi menyiasati kenaikan harga harga minyak goreng ia akan mengurangi porsi gorengannya.

"Paling gorengannya kita kurangi, jadi banyakan yang dikukus, yang basah," ujarnya.

Harga minyak goreng melesat belakangan ini. Di sejumlah daerah salah satunya Samarinda, harga minyak goreng bahkan sempat menyentuh Rp45 ribu per liter.

Sementara itu di Kendari sempat menyentuh Rp70 ribu per liter. Tak hanya mahal, minyak goreng juga langka di beberapa daerah.

Akibat kelangkaan, warga harus antre berjam-jam hanya untuk mendapatkan 2 liter minyak. Aris berharap masalah itu tak terjadi lagi.

Pasalnya, masalah minyak goreng belakangan ini cukup berdampak kepada masyarakat termasuk pedagang seperti dirinya.

Karena langka, ia terpaksa mengurangi jumlah gorengan di gerobaknya.

Ia sebenarnya memiliki agen sembako langganan yang menyediakan minyak goreng. Namun, sampai hari ini ia merasa masih sulit mendapatkan minyak goreng.

"Pokoknya dari kemarin-kemarin lagi susah juga dapat minyak goreng. Kalau menurut saya mendingan ada (stok) meskipun harga agak mahal. Daripada nggak ada sama sekali, soalnya kita produksi terus gorengan, setiap harinya," kata Aris.

Sumber: cnnindonesia.com
Editor: Dardani