Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Catatan Wisata Kuliner Pengusaha Misticanza, Akbar di Provinsi Maluku

Merengkuh Sekeping 'Tanah Surga' di Desa Wisata Ngilngof
Oleh : Saibansah
Rabu | 09-03-2022 | 08:04 WIB
A-AKBAR-ERICK-TUAL.png Honda-Batam
Dari kiri-kanan: Pengusaha kuliner Akbar, Erick Simataw, SH (owner Resto Teluk Indah), Vento (pemilik Vento Production), Putri Pasanea, SH dan M. Tuhri Leisubun, SH. (Foto: Ist)

MENEMPUH penerbangan 3 jam 30 menit dari Jakarta, lalu lanjut terbang lagi naik pesawat 'baling-baling' 1 jam 30 menit ke Bandara KS Tubun (Karel Sadsuitubun) Langgur di Tual, Kepulauan Kei, apakah yang didapat? Berikut lanjutan catatan perjalanan pengusaha kuliner & restoran fine dining, Misticanza, Jakarta dan pecinta touring, Akbar.

Sungguh, perjalanan panjang dari Ibukota Jakarta menuju Ambon sejauh 2.734 km, hingga sampai ke gugusan pulau di bagian tenggara Kepulauan Maluku ini, tidaklah sia-sia!

Karena, ternyata di Desa Wisata Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku ini, ada sekeping 'tanah surga' yang dihamparkan Tuhan menjadi pantai pasir putih yang memanjang.

Hamparan pantai pasir putih nan lembut di Kepulauan Kei itu tidak hanya ada satu, tapi tiga. Pantai Ngilngof, juga dikenal Pantai Ngurfaruan, Pantai Ngurbloat dan Pantai Yenroa, yang masih ditumbuhi mangrove.

Maka, belum lengkap rasanya kalau tidak mampir ke pulau eksotis di Maluku Tenggara yang terkenal dengan pasir pantai terhalus di dunia itu.

"Hari ketiga ini, kami terbang lagi 1 jam 30 menit dengan pesawat baling-baling, ke Langgur, di Tual, yang masuk Kepulauan Kei."

Di pantai Desa Ngilngof ini, sejauh mata memandang terhampar bentangan pasir putih nan halus. Nampak kontras dengan birunya air laut yang jernih. Soal kuliner? Sabar.

Sambil menikmati pantai dan cuaca yang cerah, ada sepiring pisang goreng dengan sambal terasi, plus kelapa muda. Ada juga ikan asap, yang ternyata juga ikan cakalang asap.

Selain itu, ada juga sepiring lad. Yaitu rumput laut olahan yang ditumis dengan campuran cabai, bawang putih dan parutan kelapa, yang membuatnya tampak mirip dengan urap-urap.

BACA JUGA: Jajal Sensasi Wisata Kuliner Ambon, Touring 100 Kilometer pun Tak Terasa!

Dalam perjalanan wisata kuliner kali ini, Akbar beruntung karena ada seorang teman pengusaha restoran terkenal, Erick Simataw, SH, yang mengundangnya untuk mampir mencicipi menu di cafenya, Cafe Teluk Indah.

"Ada menu yang belum kami cicipi selama di Maluku ini. Yaitu, papeda atau sagu, sebagai pengganti nasi, dimakan dengan ikan merah yang dimasak dengan kuah kuning."

Di Cafe Teluk Indah ini, kata Erick Simataw, menawarkan menu unggulan. Yaitu, dada tuna bakar dan ikan bumbu rujak. Di samping itu, ada sederetan paket makan dan minuman untuk mengakomodasi kebutuhan dan pilihan calon konsumen.

"Usaha ini kami rintis salah satu alasan utamanya berangkat dari keprihatinan atas meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja selama masa pandemi Covid-19," ujar pria bertubuh tinggi itu.

Di masa-masa mendatang, lanjut Erick, cafe dan restoran ini akan terus berinovasi dan menciptakan terobosan-terobosan baru untuk menyesuaikan diri dengan trend yang berkembang dan sesuatu dengan kebutuhan masyarakat.

Tentu saja, dengan mengoptimalkan semua bentuk layanan yang berorientasi kepada pelayanan konsumen, sekaligus sebagai wujud kecintaan kepada Kota Ambon, melalui dukungan infrastruktur dan layanan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Erick bersyukur kepada Tuhan, karena lewat usaha layanan cafe dan restoran ini, dia bisa jadi berkat untuk banyak orang di masa pandemi Covid-19.

Ternyata, sajian menu unggulan Cafe Teluk Indah memang benar-benar maknyus. Racikan bumbu kuah kuning plus ikan merahnya terasa segar. Lebih segar lagi, ternyata saat itu hadir Putry Pasanea, penyanyi muda Ambon yang sedang naik daun.

Pemilik nama asli Javrendzia Eka Putry Pasanea itu sempat viral setelah berduet bersama penyanyi Tri Suaka. Kini, gadis kelahiran Ambon tahun 1994 silam itu telah merilis single lagu bahasa Ambon berjudul 'Janji Putih' ciptaan Maxy Makailipessy.

"Kebetulan lagi, ternyata Putry Pasanea juga Sarjana Hukum yang sementara ini mau mencoba mulai aktif kegiatan di bidang ilmu hukum, di samping karirnya sebagai penyanyi.

Dalam pertemuan itu Putry ditemani oleh Vento, pemilik Vento Production yang aktif mendukung karirnya di bidang tarik suara di Ambon.

"Menutup malam terakhir di Ambon, kami diundang untuk mampir ke Mie Imah, milik Amir, SH, seorang advokat yang menjadikan usaha kuliner ini sebagai usaha sampingannya," lanjut Akbar.

Beruntungnya, Putry Pasanea ternyata tidak berkeberatan untuk datang dan naik panggung di Cafe Mie Imah.

"Ini sebagai tanda persaudaraan dan persahabatan." Kata gadis Ambon yang jelita itu.

Sungguh, karena sensasi kuliner di Ambon yang semuanya mengesankan itu, tak terasa perjalan darat yang kami tempuh dengan beberapa kali berhenti untuk berkuliner-ria, sudah lewat 12 jam dan 100 kilometer.

Ditambah perjalanan udara 1 jam 30 menit, Ambon-Tual yang berjarak 1.003 kilometer. Semuanya begitu terkesan. Pantai, alam, keramahan warganya dan so pasti, aneka kulinernya. Semuanya.

Rasanya, waktu begitu cepat berlalu di Ambon!

Editor: Dardani