Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hari Pertama Sekolah, Wali Murid Rogoh Kocek Dalam-dalam
Oleh : Gokli/Dodo
Senin | 16-07-2012 | 19:24 WIB

BATAM, batamtoday - Masa Orientasi Siswa (MOS) yang dimulai pada hari ini, Senin (16/7/2012) membuat sebagian orang tua siswa baru mengeluh. Pasalnya, selain membeli perlengkapan sekolah dari luar, setiap orang tua siswa terutama sekolah negeri harus merogoh kocek dalam-dalam lantaran wajib membayar uang seragam sekolah dan Lembar Kerja Siswa (LKS).


Wajib membayar uang seragam sekolah dan LKS ini sudah menjadi ketentuan dari pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam. Akan tetapi, harga buku LKS dari sekolah jauh lebih mahal dibanding harga di pasaran dengan penerbit yang sama.

Seperti halnya di SDN 005 Bidaayu, Seibeduk, pagi tadi puluhan orang tua siswa berbondong-bondong ke sekolah untuk membayar kelengkapan tersebut. Biaya seragam sekolah sebesar Rp290 ribu dan pembelian LKS sebesar Rp190 ribu bagi siswa baru.

"Pemberitahuan dari sekolah, hari ini pembayaran uang seragam dan uang LKS, makanya kami datang," kata Mirna, salah seorang wali murid  di lokasi SDN 005 Bidaayu.

Selesai melakukan pembayaran, raut wajah wanita beranak beranak tiga itu sekitiba berubah yang awalnya masih tampak ceria, tiba-tiba cemberut. Menurutnya, harga LKS untuk satu semester sebesar Rp130 ribu tersebut terlalu mahal dibanding harga LKS di pasaran.

"LKS-nya kemahalan, masa satu semester Rp130 ribu. Kalau saya mampu sudah dari kemarin saya sekolahkan anak saya di sekolah swasta," kesalnya.

Mirna menambahkan, harga per satu buku LKS di sekolah tersebut dibebankan kepada orang tua siswa seharga Rp10 ribu. 

"Di pasar dengan penerbit yang sama paling seharga Rp4 ribu, atau paling mahal Rp5 ribu. Tapi di SDN 005 ini harganya Rp10 ribu, lebih mahal Rp5 ribu per buku," jelasnya.

Di sisi lain, beberapa wali murid menuding pengadaan LKS ini menjadi ajang bisnis. Dengan harga yang jauh lebih mahal, para pelaku bisnis akan meraup keuntungan yang lebih besar.

"Lihat saja harganya jauh lebih mahal, kalau tak ajang bisnis kenapa harus mahal, kenapa tak cari yang lebih murah saja. Artinya pengadaan LKS kurang tepat sasaran," ungkap salah seorang wali murid yang namanya enggan disebutkan.

Anwar, Kepala Sekolah SDN 005 Bidaayu, Seibeduk membenarkan pengadaan buku LKS tersebut. Tujuannya, kata Anwar untuk menunjang pola pendidikan di sekolah dan mendukung proses blajar mengajar terhadap siswa.

"Pengadaan LKS ini sudah ketentuan dari Dinas, kita hanya menjalankan saja. Per satu buku LKS harganya sekitar Rp10 ribu," kata Anwar.