Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

INSA Setengah Hati Dukung Pendulum Nusantara
Oleh : Ocep/Dodo
Jum'at | 13-07-2012 | 15:54 WIB

BATAM, batamtoday - Indonesian National Shipowner Association (INSA) belum bersedia mendukung penuh rencana pemerintah mengimplementasikan kebijakan Pendulum Nusantara.


Carmelita Hartoto, Ketua Umum DPP INSA mengungkapkan, para pengusaha kapal secara koletif belum menentukan sikap atas rencana kebijakan Pendulum Nusantara.

"Kondisinya sementara ini antara iya dan tidak," ujarnya usai pembukaan Rakernas INSA di Hotel Harmoni One, Batam, Jumat (13/7/2012).

Dijelaskannya, DPP INSA masih mengkaji rencana kebijakan tersebut karena dinilai masih sebatas wacana dari Kementerian Perhubungan.

Secara prinsip, kebijakan Pendulum Nusantara yang direncanakan Kementerian Perhubungan memiliki konsep yang positif.

Namun demikian, dia pesimistis Pendulum Nusantara dapat bermanfaat bagi bisnis logistik dan pengguna transportasi laut domestik barang jika pemerintah tidak memerhatikan beberapa kondisi di lapangan.

Dimana pemerintah harus memerhatikan bahwa masing-masing daerah yang menjadi jalur Pendulum Nusantara memiliki karakteristik logistik yang berbeda-beda.

"Masing-masing punya jenis barang berbeda dan ini memengaruhi beban operasional transportasi laut," katanya.

Selain itu, pemerintah juga harus memerhatikan kapasitas bongkar muat pelabuhan yang menjadi jalur pelayaran karena implementasi Pendulum Nusantara akan membutuhkan kapal-kapal barang berbobot besar.

Pelayaran Pendulum Nusantara diproyeksikan membutuhkan kapal yang mampu memuat sedikitnya 300 TEus konteiner, sedangkan kapasitas pelabuhan-pelabuhan yang disinggahinya  belum dapat dipastikan mampu menampung jumlah itu pada saat yang diinginkan.

Pelabuhan Sorong saja misalnya, sampai saat ini masih berkapasitas 300 TEus.

Lebih lanjut, Carmelita juga menilai Pendulum Nusantara hanya dapat berjalan optimal bila terdapat sentra-sentra industri di dekat kawasan pelabuhan yang disinggahinya.

Dan terakhir, dia memastikan Pendulum Nusantara malah akan menimbulkan hambatan dan kesulitan bagi pebisnis logistik dan pengguna transpotasi bila tidak dapat mempertahankan frekuensi jadwal pelayaran kapal barang.

"Jangan sampai setelah Pendulum Nusantara diimplementasikan, jadwal kapal malah berkurang. Misalnya dari tujuh kali sehari menjadi hanya sekali dalam sehari," jelasnya.