Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ngantri Dua Kali, Mobil Pelansir Solar Diusir Sekuriti SPBU
Oleh : Gokli/Dodo
Jum'at | 13-07-2012 | 14:42 WIB
spbu-tembesi........gif Honda-Batam
SPBU Top 100 Tembesi.

BATAM, batamtoday - Satu unit mobil Toyota Lite Ace warna hitam BP 1017 ZL yang dikendarai seorang pria etnis Tionghoa diketahui dua kali ngantri isi solar di SPBU Top100. Oleh sekuriti, mobil tersebut langsung diusir dari lokasi SPBU, Jumat (13/7/2012) siang.


Sopir yang tak mau disebut namanya mengakui sudah antri sebanyak dua kali. Dimana antrian yang pertama dia mengisi solar sebanyak Rp100 ribu yang katanya diisikan kembali ke salah satu mesin produksi di rumah pemilik mobil.

"Saya memang dua kali ngantri, pertama cuma beli Rp100 ribu dan sudah kami isi ke mesin. Yang kedua ini saya ngantri lagi mau beli solar karena masih kurang," kata pria tersebut.

Sesuai dengan instruksi Waliko Batam, pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi di setiap SPBU diperbolehkan untuk roda empat sebesar Rp100 ribu dan roda enam sebesar Rp150 ribu. Pengisian bahan bakar itu juga hanya dibolehkan satu kali dalam satu hari.

Jelas, kejadian di SPBU Top100, Tembesi tersebut melanggar ketentuan, sehingga pihak sekuriti berhak melakukan pengusiran. Memang, pada kenyataannya dari sejumlah SPBU di daerah Batuaji dan Sagulung yang menerapkan istruksi wali kota tersebut hanya di SPBU Domas, Top100, Tembesi.

"Baru di SPBU ini saja yang diusir antri dua kali, yang lain boleh aja yang penting ada uang," kesal sopir yang mengaku mobil tersebut dipergunakan untuk mengangkut sembako.

Chief Sekurity SPBU Top100, Suryadi membenarkan pihaknya mengusir salah satu mobil yang melakukan pengantrian dua kali. Hal ini, kata dia dilakukan karena mengikuti peraturan yang berlaku.

"Semua mobil yang mengisi solar kami catat semua plat nomornya, jadi kalau ketahuan ada yang dua kali langsung kami usir," jelas Suryadi di lokasi.

Memang, yang namanya mafia solar pasti menggunakan segala cara untuk mendapatkan solar dari SPBU bersubsidi. Meskipun di SPBU Top100 dilakukan pencatatan plat nomor, tapi bisa jadi pelaku menggunakan mobil yang berbeda maupun melakukan penukaran nomor plat.

"Pencatatan nomor plat itu sudah bagus, tapi jauh lebih bagus jika dilakukan penindakan oleh aparat Polisi. Namanya juga mafia tak mungkin punya satu mobil saja," kata Wirawan, salah satu warga yang melihat kejadian.