Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sidang EXCOM dan AIFOCOM di Yogyakarta Berlangsung Sukses
Oleh : dpr/si
Kamis | 12-07-2012 | 12:02 WIB
AIPA_Marzuki.jpg Honda-Batam

Sidang AIPA di Yogyakarta

Yogyakarta, batamtoday - Rangkaian persidangan selama dua hari EXCOM dan AIFOCOM Meeting di kota yang kaya dengan keragaman budaya dinilai telah berlangsung sukses dan bermanfaat bagi kemajuan dimasa depan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN.


Penilaian ini disampaikan oleh Ketua Delegasi Parlemen Singapura, Charles Chong dalam pidatonya saat mengikuti jamuan penutup yang diselenggarakan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Rabu malam (11/7/12).

“Pelaksanaan dua hari Excom dan AIFOCOM telah berlangsung dengan sukses dengan hasil yang bermanfaat. Tidak hanya itu kita juga mendapat kesempatan untuk menikmati ragam kekayaan budaya kota Yogyakarta,” papar Chong yang juga Wakil Ketua Parlemen Singapura ini.

Ia secara khusus juga menyampaikan apresiasi kepada Sultan Hamengkubowono X selaku tuan rumah serta kepada Setjen DPR RI dan AIPA yang telah merancang persidangan dengan sangat baik.

Sementara itu  Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan harapan terutama kepada peserta sidang ke-9 AIFOCOM (Komite Pencari Fakta Perang terhadap Ancaman Narkoba AIPA) agar mendalami potensi obat-obatan tradisional dalam proses rehabilitasi dan penyembuhan penderita narkoba.

“Harapan ini pernah saya sampaikan kepada Menteri Kesehatan se-Asean karena meyakini obat-obatan tradisional dan jamu tidak harus diterima dengan keraguan dan was-was,” jelas Sri Sultan.

Ia mengusulkan parlemen Asean yang tergabung dalam AIPA mendorong Asean Institute for Health Development mengambil peran melakukan penelitian aplikatif tentang obat-obatan tradisional yang tersebar di kawasan Asia Tenggara yang alamnya kaya dengan potensi ini.

Jamuan perpisahan diwarnai persembahan tarian yang ditampilkan para abdi dalem Keraton Yogyakarta. Mereka menampilkan harmoni gerakan para prajurit keraton yang pertama kali dibentuk pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I tahun 1755 M. “Penampilan luar biasa,” kata anggota delegasi Vietnam Nguyen Thuy Duo.

Dialog

Sementara itu, Presiden AIPA Marzuki Alie mengatakan, diplomasi
parlemen anggota AIPA (Asean Inter-Parliamentary Assembly) dalam mencari solusi terhadap beragam permasalahan adalah mengedepankan dialog. Langkah ini juga dilakukan menyikapi konflik perebutan beberapa pulau di kawasan Laut China Selatan yang melibatkan China, Taiwan dan 4 negara Asean yaitu Brunei, Vietnam, Filipina dan Malaysia.

“Dalam konteks diplomasi parlemen yang muncul ke permukaan adalah dialog, kalau konteks pemerintah yang muncul adalah partnership, kerjasama dan kemitraan. Parlemen tidak bisa memutuskan karena parlemen bukan eksekutor. Dalam kerangka itulah kita menyikapi konflik South China Sea,” kata Presiden AIPA, Marzuki Alie

Itulah yang membuat parlemen tidak bisa lebih maju misalnya menggelar dialog multilateral yang melibatkan para pihak yang bertikai pada Sidang Umum AIPA ke-33 di Lombok, September 2012. Namun ia berharap hasil dari diskusi yang melibatkan beberapa parlemen/negara peninjau akan  mendorong terbangunnya kerjasama antar pemerintah.

Dalam Excom Meeting di Yogya diputuskan Sidang Umum AIPA hanya mengagendakan, diskusi dengan topik “Multilateral dialogue on related issues in South China Sea”. Sejauh ini 11 negara/parlemen telah ditetapkan sebagai negara peninjau diantaranya, Canada, Australia, European Parliament, China, Korea.

Sidang Komite Eksekutif juga memutuskan mengundang beberapa tamu sebagai peninjau yaitu;  Sekjen Asean, Sekjen IPU, Timor Leste, Perwakilan dari PAN African Parliament, Asean Supreme Audit Institution, Asean Wen dan UN Special Adviser on the Prevention of Genocide.

“Para tamu yang diundang ini diberi kesempatan untuk menyampaikan pidatonya selama 4 menit dalam 1st Plenary Session Sidang Umum AIPA,” demikian Marzuki.