Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Milad ke 109, Muhammadiyah Optimis Hadapi Pandemi dan Komitmen Menebar Nilai Utama
Oleh : Redaksi
Rabu | 17-11-2021 | 14:20 WIB
A-haedar-nashir.jpg Honda-Batam
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menjelang usianya yang ke-109 tahun pada tanggal 18 November 2021, Muhammadiyah mengusung tema besar "Optimis Hadapi Pandemi Covid-19: Menebar Nilai Utama" pada perayaan Milad nanti.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan empat pesan dari tema yang diusung tersebut.

 

Pertama, seluruh warga bangsa terutama dalam masa pemulihan Covid-19 ini diharapkan terus menjaga semangat optimisme, kebersamaan, menguatkan nilai-nilai yang memperkuat kebersamaan dan menghindari nilai-nilai yang merusaknya.

"Dalam kaitan dengan Covid-19, Muhammadiyah sejak awal konsisten untuk terus berusaha dengan segala kemampuan yang dimiliki, sumber dana, sumber daya dan sistem yang kita gerakkan untuk hadir ikut menjadi bagian yang memberi solusi dan sekaligus juga optimisme dalam menghadapi pandemi yang sangat berat ini," kata Haedar dalam keterangannya di Jakarta, Selasa siang (16/11/2021).

Selain itu, Haedar juga berpesan bahwa masalah seberat apapun akan lebih mudah diatasi jika bangsa Indonesia bersama dan bersatu.

Dalam konteks membangun kebersamaan itu, kata Haedar, semua pihak harus mampu mengeliminasi perbedaan-perbedaan tajam yang membuat kita retak dan pecah.

Selain itu, seluruh anak bangda harus menghindari perilaku-perilaku yang berlebihan, ujaran-ujaran yang berlebihan, yang mereduksi persatuan dan kebersamaam. Termasuk sikap terlalu menonjolkan egoisme, kepentingan golongan dan yang bersifat ekslusif.

"Karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang dibangun di atas kegotong-royongan, kebersamaan dan pesatuan," tuturnya.

Kedua, Haedar mengajak warga bangsa mengembangkan nilai-nilai utama dengan semangat taawun dan kebhinekaan.

Haedaer meyakini bahwa bangsa Indonesia tidak akan pernah maju jika masing-masing berjalan sendiri.

Jika setiap pihak menumbuhkan kepentingan sendiri, maka semua pihak mesti mencari titik temu dan menggalang usaha-usaha bersama.

Dijelaskan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, dampak pandemi Covid-19 ini sangat berat, baik di bidang kesehatan, ekonomi dan juga dalam kehidupan sosial dan psikologi masyarakat dan bangsa.

Atas dasar itu, Prof Haedar mengatakan, kerjasama dari seluruh pihak dengan program-program lintas menjadi sangatlah penting.

"Nilai ta'awun atau membangun kerjasama untuk kebaikan bangsa harus kita utamakan,” katanya.

Ketiga, Haedar berpesan agar masyarakat Indonesia dan elite bangsa mengutamakan keutuhan dan persatuan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada.

"Jadikan bangsa ini dan seluruh alam atau sumber daya alam yang kita miliki dengan semangat untuk membangun secara bersama," kata Haedar.

Keempat, Haedar berpesan agar semua pihak membangun nilai kemajuan sebagai komitmen kolektif.

Kata dia, jangan sampai bangsa Indonesia disibukkan oleh berbagai hal yang membuat tidak produktif dan membuat tidak maju. Sebab, kemajuan adalah keniscayaan bagi bangsa modern.

Dalam pandangan Muhammadiyah, Haedar menyebutkan bahwa kemajuan adalah ideologi progresif untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang unggul.

Lebih lanjut dia mengulas, bangsa Indonesia tidak akan bisa unggul jika tidak memiliki potensi yang digerakkan untuk kemajuan.

"Maka hilangkan berbagai hal yang membuat kita tidak bisa maju dan kedepankan hal-hal yang membuat kita menjadi bangsa yang berkemajuan," ucapnya.

"Insyaallah dengan nilai-nilai utama yang seperti itu, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang berdiri tegak, sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju dengan martabat dan karakter Keindonesiaan yang hidup di atas nilai-nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa yang ketiganya harus kita jaga bersama," imbuh Haedar.

Dengan jiwa agama, Pancasila dan kebudayaan luhur, Haedar percaya bangsa Indonesia akan mampu bersaing dan memiliki karakter kuat di tengah lalu lintas peradaban global.

Menurutnya, kemajuan Indonesia di bidang fisik jangan sampai meluruhkan karakter diri sebagai bangsa yang religius, ber-Pancasila dan berkebudayaan luhur nasional.

"Mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan berkah dan karuniaNya bagi kami Muhammadiyah dan seluruh warga bangsa sehingga kita menjadi bangsa dan negara yang dirahmati Allah SWT," demikian Haedar.

Sumber: RMOL
Editor: Dardani