Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Herman Hery Puji Langkah Kapolda NTB Tangani Pandemi Covid-19
Oleh : Irawan
Sabtu | 11-09-2021 | 09:24 WIB
herman_hery_b11.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ketua Komisi III DPR RI, Herman Herry (Foto: Istimwa)

BATAMTODAY.COM, Mataram - Tidak hanya mendapat apresiasi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), penanganan pandemi Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) pun diapresiasi Komisi III DPR RI, saat melakukan Kunjungan Spesifik (Kunspwk), pada Jumat (10/9/2021).

Dalam rapat dengan Kapolda NTB yang didampingi beberapa Pejabat Utama (PJU) lingkup Polda NTB di Tribun Lumbung Lapangan Bhara Daks, Ketua Komisi III DPR RI Herman Hery mengungkapkan kalau pihaknya mendengar bahwa penanganan pandemi Covid-19 di NTB mendapat apresiasi dari banyak pihak.

Sehingga pihaknya dalam menjalani fungsi pengawasan ingin membuktikan benar tidaknya apresiasi itu diberikan atas dasar fakta yang ada di lapangan.

"Dalam kunjungan spesifik ini kami melihat data, mendengar penjelasan, dan melihat di lapangan bahwa memang Kapolda telah melakukan langkah-langkah strategis, di dalam menjalankan fungsi yang melebihi dari kewajiban tugasnya. Kapolda NTB berhasil melakukan tekanan sedemikian rupa terhadap pandemi ini, sehingga kami memberikan apresiasi," ungkapnya.

Namun demikian, lanjut Herman Hery yang memimpin rombongan kunjungan spesifik, yang diwakili tiga anggota di antaranya Romo Muhammad Syafi'i, Nasir Djamil, dan Sari Yuliati itu, Polda NTB juga berhadapan dengan tantangan yang cukup besar, yakni even internasional World Superbike Champion dan MotoGP.

Selain itu Polda NTB juga berhadapan dengan urusan-urusan lokal seperti pembebasan lahan, dimana ada pihak-pihak yang merasa belum bisa diselesaikan.

"Ini tantangan yang tidak gampang buat Kapolda. Oleh sebab itu selain apresiasi yang kami berikan, kami juga mendukung Kapolda dan memberikan masukan-masukan yang perlu, agar Kapolda bisa selesaikan semua tantangan ini dengan cara yang persuasif, dengan cara yang humanis namun penuh dengan ketegasan," tandas poitisi PDI Perjuangan asal pemilihan Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

Hal senada juga disampaikan anggota Komisi III DPR RI dari F-PKS, Nasir Djamil. Dia melihat memang ada terobosan yang cukup positif dan ini dilakukan oleh Kapolda NTB dan seluruh jajarannya.

"Karena itu, sebagai bagian dari anggota Komisi III saya ingin memberikan apresiasi dan mudah ini tidak membuat kita lengah," kata Nasir Djamil dari Fraksi PKS Dapil Aceh II tersebut.

Kapolda NTB Irjen Polisi Mohammad Iqbal, S.I.K., M.H. memaparkan berbagai langkah dan strategi yang dilakukan, dalam penanganan pandemi Covid-19 yang dalam pelaksanaannya selalu bersinergi dengan TNI dan Pemerintah Daerah (Pemda).

"Sejak awal (pandemi covid-19, red) satu setengah tahun yang lalu di angka 26.574. Alhamdulillah, sembuh 24.901 dan meninggal 853. Sejak kemarin kita sudah bisa mengidentifikasi hampir satu bulan kasus terkonfirmasi (Covid-19, red) cenderung agak menurun, sembuh meningkat, dan meninggal landai," kata Iqbal.

Dijelaskan Kapolda M Iqbal, angka terpapar (serangan Covid-19) di NTB masih berada di bawah angka terpapar nasional yakni 518,5 per 100 ribu populasi. Sementara Case Fatality Rate (CFR) juga masih berada di bawah CFR nasional yakni 3,2.

"Kalau kita melihat bahwa di bawah level nasional, Nusa Tenggara Barat masih sangat bisa mengendalikan Covid secara umum," tandasnya.

Lebih jauh M. Iqbal juga memaparkan terkat berbagai strategi yang dilakukan dalam penanganan pandemi Covid-19 di NTB, baik melalui program Kampung Sehat berbasis lomba, Kampanye Sehat saat pelaksanaan Pilkada serentak, penerapan dan pengetatan protokol kesehatan, PPKM, dan program vaksinasi dengan membentuk tim vaksinator hingga ke tingkat pemerintahan terendah (dusun dan RT).

Dalam kesempatan tersebut, mantan Kadiv Humas Polri itu juga menjelaskan terkait ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR), termasuk tingkat keterisian rumah sakit yang terus menurun.

"Alhamdulillah, tingkat keterisian rumah sakit menurun. Bahkan masing-masing rumah sakit banyak yang sudah kosong, tidak ada yang rawat inap, karena banyak tanpa gejala yang kita lakukan treatment di tempat isolasi terpusat," ujarnya.

Editor: Surya